Liputan6.com, Surabaya- Di tengah pandemi Covid-19, perajin tas anyaman di Ngawi tetap terus berkreasi mengikuti permintaan pasar. Para perajin tas anyaman itu tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Abadi Desa Babadan, Kecamatan Paron, Ngawi.
“Untuk tetap bertahan ya mengikuti tren,” ujar Sutinah, salah satu perajin tas anyaman di Ngawi, seperti yang dikutip dari Antara, Sabtu (6/2/2021).
Ia mengatakan selama pandemi Covid-19, perajin tidak hanya memproduksi tas anyaman, melainkan juga membuat dompet, tempat tisu, dan kebutuhannya lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Ia tidak menampik ada penutunan pesanan tas anyaman selama pandemi Covid-19. Biasanya, tas anyaman buatan para perajin yang kebanyakan adalah ibu rumah tangga tersebut dipakai untuk souvenir orang hajatan atau selamatan, baik di wilayah Ngawi maupun luar kota.
“Permintaan turun karena tidak ada yang menggelar hajatan,” ucapnya.
Pada saat sebelum pandemi Covid-19, satu perajin mampu membuat delapan hingga sepuluh tas anyaman dalam sehari. Kini di masa pandemi turun 50 persen.
Selain membuat produk sesuai kebutuhan mayarakat saat ini, perajin tas anyaman di Ngawi juga memasarkan secara daring. Pemasaran secara daring tergolong lancar dengan pemesanan dari sejumlah wilayah di sekitar Ngawi bahkan beberapa kota di Jawa dan luar Jawa.