Disarankan Lakukan Lockdown, Pemerintah Diminta Berkaca ke China dan Vietnam

Rekomendasi lockdown perlu menjadi pertimbangan pemerintah, sebagai salah satu upaya alternatif dalam mengatasi penyebaran Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Feb 2021, 19:00 WIB
Penumpang yang mengenakan pakaian pelindung berkumpul di luar Stasiun Hankou, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Rabu (8/4/2020). Setelah 11 minggu lockdown, layanan kereta di kota yang menjadi titik awal pandemi virus corona COVID-19 ini kembali beroperasi. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah disarankan tetap menerapkan kebijakan penguncian wilayah (lockdown) untuk jangka waktu tertentu. Sebab, saat ini penyebaran virus corona Covid-19 dinilai makin tidak terkendali dan membuat perekonomian nasional terus melambat.

"Kami wacanakan upaya lockdown baik itu satu minggu atau dua minggu," kata Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad dalam Konferensi Pers INDEF bertajuk: Covid-19 Meningkat, Ekonomi Melambat, Jakarta, Minggu (7/2/2021).

Rekomendasi lockdown perlu menjadi pertimbangan pemerintah, sebagai salah satu upaya alternatif dalam mengatasi penyebaran Covid-19.

"Rekomendasi itu (lockdown) perlu dilihat sebagai peluang karena kita sudah frustasi karena ekonomi sudah melambat pemulihannya," tutur dia.

Pemerintah harus belajar dari beberapa negara yang pernah melakukan lockdown di wilayahnya seperti China dan Vietnam.

Meski dua negara ini mengalami penuruan ekonomi yang besar, tetapi pemulihan ekonominya lebih cepat dibandingkan negara lain.

"China, Vietnam, Iran dan sebagainya itu justru memang agak menderita saat itu,dan saat pemulihan itu prosesnya lebih cepat dibandingkan negara-negara yang lain," jelas dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Ini


Pengusaha Lega DKI Jakarta Tidak Terapkan Lockdown Akhir Pekan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlihat di balkon rumah dinas Jalan Suropati, Menteng, Kamis (3/12/2020). Anies Baswedan yang masih melakukan isolasi mandiri di rumah dinas gubernur karena positif Covid-19 menyempatkan diri untuk berolahraga pada pagi ini (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pengusaha mengapresiasi keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak menerapkan lockdown akhir pekan untuk menekan angka Covid-19.

Ketua Umum DPP HIPPI DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai, langkah Anies Baswedan merupakan keputusan yang bijak. Ini mengingat Jakarta merupakan kota jasa, di mana ekonominya digerakkan berbagai usaha sektor jasa yang setiap akhir pekan aktivitasnya sangat tinggi.

"Wacana akan diterapkannya lockdown akhir pekan sempat membuat pelaku usaha kawatir dan galau, mengingat penerapan PSBB yang diperketat saja pelaku usaha sudah membuat omzet sudah turun tajam, apalagi kalau setiap akhir pekan ada larangan keluar rumah akan membuat pelaku usaha semakin terpuruk dan frustasi," kata Sarman dalam keterangannya kepada Liputan6.com, Minggu (7/2/2021).

Keputusan Anies membuat pengusaha lega dan memiliki semangat untuk bertahan, terutama bagi pengusaha mall atau pusat perbelanjaan, pusat perdagangan, hotel, restoran hingga pedagang pasar.

Dengan tidak diterapkannya lockdown akhir pekan, lanjut Sarman, setidaknya ada sedikit harapan meraup omzet di akhir pekan di tengah pembatasan jam operasional yang ada untuk menyambung nafas usaha untuk mampu bertahan, sembari menunggu Covid-19 berlalu.

"Banyak pelaku usaha yang berinovasi yang tadinya di bisnis travel atau pedagang fashion membuka usaha kuliner atau menjual makanan dan minum dan omzet mereka lumayan meningkat setiap akhir pekan, bisa dibayangkan jika lockdwn diberlakukan akhir pekan," jelas dia.

Adapun imbas pandemi, ekonomi Jakarta terkontraksi pada tahun 2020. Pada kuartal II 2020 ekonomi Jakarta minus 8,22 persen, kuartal III 2020 menguat namun masih minus 3,82 persen, dan kuartal IV-2020 kembali menguat menjadi minus 2,14 persen.

Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Jakarta selama periode Januari-Desember 2020 terkontraksi 2,36 persen, sedikit diatas pertumbuhan PDB nasional yang minus 2,07 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya