Liputan6.com, Jakarta - World Health Organization (WHO) kembali mengingatkan negara-negara di dunia untuk memprioritaskan lansia dalam program vaksinasi COVID-19.
"Ada narasi meresahkan di beberapa negara yang menyebut bahwa tidak masalah apabila orang yang lebih tua meninggal," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi persnya Jumat pekan lalu waktu setempat.
Advertisement
"Ini tidak baik. Tidak ada yang boleh disingkirkan. Setiap kehidupan berharga, tanpa memandang usia, jenis kelamin, status hukum, etnis, atau apa pun," ia melanjutkan seperti dikutip dari laman resmi WHO pada Senin (8/2/2021)
Maka dari itu, Tedros pun menegaskan bahwa sangat penting bagi lansia untuk diprioritaskan dalam pemberian vaksin COVID-19.
Tedros mengatakan bahwa mereka yang paling berisiko akibat penyakit parah dan kematian karena COVID-19, termasuk tenaga kesehatan dan lansia, harus didahulukan untuk mendapatkan vaksin. "Mereka harus didahulukan di mana pun."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Ingatkan Negara-Negara untuk Berbagi Vaksin
Di kesempatan yang sama, Tedros melaporkan bahwa jumlah vaksinasi di dunia telah melampaui jumlah infeksi COVID-19 yang dilaporkan.
"Di satu sisi itu adalah kabar baik dan pencapaian luar biasa dalam jangka waktu sesingkat itu," ujarnya. "Namun lebih dari tiga perempat dari vaksinasi tersebut ada di 10 negara yang menyumbang hampir 60 persen dari PDB (produk domestik bruto) global."
Menurut Tedros, hampir 130 negara, dengan 2,5 miliar penduduknya, bahkan belum mendapatkan dosis pertama.
Ia pun menegaskan bahwa semua pemerintah punya kewajiban untuk melindungi rakyatnya. Apabila suatu negara telah memvaksinasi tenaga kesehatan dan lansia, cara terbaik untuk melindungi orang lain adalah dengan membagi vaksinnya ke negara lain agar mereka bisa melakukan hal serupa.
"Karena semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk vaksinasi mereka yang paling berisiko di mana pun, semakin besar kesempatan kita memberikan virus untuk bermutasi dan menghindari dari vaksin," katanya.
Advertisement