Menilik Tantangan Bidan di Jawa Timur pada Masa Pandemi COVID-19

Tenaga kesehatan termasuk bidan memiliki peran penting di masa pandemi COVID-19. Selama pandemi, tantangan-tantangan baru dalam pelayanan pun muncul.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 09 Feb 2021, 07:00 WIB
Bidan mengenakan alat pelindung diri (APD) saat melakukan imunisasi kepada bayi di Puskesmas Karawaci Baru, Tangerang, Banten, Rabu (13/5/2020). Pelayanan imunisai sesuai jadwal ini diberikan kepada bayi untuk menambah kekebalan imun tubuh. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Tenaga kesehatan termasuk bidan memiliki peran penting di masa pandemi COVID-19. Selama pandemi, tantangan-tantangan baru dalam pelayanan pun muncul.

Menurut, Iin Rosita, S.Tr. Keb dari unit pelaksana teknis dinas (UPTD) Puskesmas Bendo Magetan, Jawa Timur, bidan memiliki peran untuk membangun perasaan aman dan nyaman bagi para ibu yang hendak memeriksa kehamilan.

Di sisi lain, bidan juga kesulitan untuk menentukan status ibu hamil apakah bebas dari COVID-19 atau tidak. Sementara, “senjata” yang mereka miliki hanyalah skrining dan rapid.

“Sehingga ada seribu keraguan ketika kami harus menolong persalinan, karena persalinan ini adalah tindakan operatif,” ujar Iin dalam webinar Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) ditulis Senin (8/2/2021)

Alhamdulillah kami mendengar kabar dari Bupati bahwa setiap ibu hamil harus swab, ini agak menentramkan hati kami juga,” tambahnya.

Walau demikian, tantangan tidak berhenti sampai di situ. Tantangan baru adalah, tidak semua ibu hamil bersedia di-swab. Namun, melalui edukasi dari para bidan, ia berharap para ibu hamil bersedia tes swab.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini


Tantangan Lainnya

Selain masalah tes COVID-19, tantangan lain yang dirasakan Iin sebagai bidan adalah kesiapan fasilitas kesehatan (faskes).

“Siapa yang menyangka, COVID datang secara tiba-tiba bagai tsunami. Pasti tidak ada faskes yang siap 100 persen sehingga seringkali ketika kita mau merujuk, rumah sakitnya penuh.”

Di sisi lain, sistem rujukan daring juga bisa menjadi masalah ketika terjadi kondisi gawat darurat. Sedang, kelahiran bayi tidak dapat ditunda-tunda, katanya.

“Ini risiko, puskesmas dan bidan praktik tidak didesain untuk menolong ibu dengan COVID-19. Otomatis, ada tantangan baru lagi yaitu konflik sosial di masyarakat.”

Konflik sosial yang terjadi adalah ketika bidan desa menangani persalinan seorang ibu yang positif COVID-19. Bidannya sendiri tidak merasa keberatan, tapi tetangga ibu itu mempermasalahkan terkait kekhawatiran penularan COVID-19.

“Konflik sosial seperti itu ya pernah saya alami, ini menjadi masalah kita,” pungkasnya.


Infografis Bidan dan Apoteker Indonesia Terpapar COVID-19

Infografis Bidan dan Apoteker Indonesia Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya