3 Mitos Cinta yang Masih Banyak Dipercaya Banyak Orang

Ada beberapa mitos yang kerap dipercayai sejumlah pasangan muda. Hal ini pun ia ungkap dalam bukunya How to Not Die Alone

oleh Fitri Syarifah diperbarui 10 Feb 2021, 21:00 WIB
ilustrasi pasangan/Photo by Ori Song on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Anda mungkin pernah mendengar mitos cinta seperti saat bertemu seseorang lalu muncul degupan jantung yang cepat, maka ia jodoh Anda. Konsep ini sebaiknya tidak dipercayai karena dapat membuat kehilangan pasangan. Bagaimana bisa? 

Seperti disampaikan ahli perilaku lulusan Harvard yang berfokus pada dunia hubungan, Logan Ury, ada beberapa mitos yang kerap dipercayai sejumlah pasangan muda. Hal ini pun ia ungkap dalam bukunya How to Not Die Alone. Berikut sejumlah mitos yang ia rangkum, seperti dikutip Mens Health:

Mitos 1: Saat Anda bertemu orang yang tepat, Anda akan langsung merasakan percikan cinta

Fakta: percikan cinta atau chemistry seringkali tidak segera muncul di awal suatu hubungan, melainkan dapat berkembang seiring waktu.

Cinta pada pandangan pertama sangat jarang terwujud. Berdasarkan hasil survei psikolog Ayala Malach, pada lebih dari 400 responden tentang bagaimana mereka jatuh cinta pada pasangan hidup. Hanya 11% yang mengklaim bahwa mereka merasakan cinta pada pandangan pertama.

Anda mungkin sering menemukan pasangan yang ternyata mereka bertetangga, atau pasangan dari sekolah yang sama meskipun berbeda kelas. Hal itu terjadi karena semakin sering kita melihatnya, semakin kita menyukainya. Psikolog menyebut ini akibat efek eksposur. Paparan melahirkan keakraban.

"Kita tertarik pada seseorang dan merasa aman di sekitarnya dari hal-hal kecil yang berasal orang-orang yang kita kenali."

Logan menceritakan bahwa ia sendiri menemukan teman dekatnya yang kerap menolak ajakan kencan salah satu koki di restorannya. Namun,koki tersebut menghormati jawabannya dan tetap menjadi teman baiknya dan tak jarang ia mengantar temannya pulang kerja.  Enam bulan kemudian, temannya akhirnya luluh atas perhatian koki tersebut hingga akhirnya menikah dan dikaruniai dua orang anak.

"Awalnya aku tidak merasakannya. tapi saya mulai terus memikirkannya. Perlu waktu untuk mengembangkan perasaan itu, tetapi sekarang saya tidak dapat membayangkan hidup saya tanpanya," katanya pada Logan.

Setiap pasangan menikah yang bercerita kisah kencannya pada Logan, pada intinya memiliki percikan cinta di awal biasanya sangat lemah dan jika Anda memadamkannya sebelum sempat membiarkannya bernapas, Anda bisa kehilangan pasangan hidup Anda.

Beberapa tahun lalu, psikolog Paul Eastwick dan Lucy Hunt mengeksplorasi fenomena ini. Pada awal semester, mereka meminta siswa laki-laki heteroseksual untuk menentukan peringkat yang diinginkan oleh teman sekelas perempuan dan sebaliknya. Hasilnya, kurang lebih siswa setuju bisa merasa tertarik pada teman sekelas mereka berdasarkan kesan pertama mereka dalam menilai pasangan.

Tiga bulan kemudian, di akhir semester, peneliti meminta mahasiswa untuk mengevaluasi kembali rekan-rekannya. Sekarang, setelah para siswa mengenal satu sama lain, skornya memiliki lebih banyak variabilitas. Skor baru ini mencerminkan apa yang disebut nilai unik, berdasarkan apa yang Anda pikirkan tentang seseorang setelah menghabiskan waktu bersama mereka.

Menurut Eastwick dan Hunt, skor tersebut bisa berubah karena pada awal bertemu seseorang, kita menilai daya tarik orang tersebut dan bagaimana ia membawa diri. Sedangkan setelah saling mengenal dan berbagi pengalaman, kita akan tahu nilai unik mereka, siapa mereka sebenarnya. Itulah mengapa kesan pertama melihat beberapa orang yang serupa bisa sama-sama dianggap seksi, sementara setelah berkenalan, kita akan melihat mereka secara berbeda dan menemukan keunikan masing-masing dari mereka.

 

Load More

Simak Video Berikut Ini:


Mitos 2: Cinta pada pandangan pertama merupakan hal yang baik

Ilustrasi pasangan romantis. Sumber foto: unsplash.com/Matheus Ferrero.

Faktanya: Tidak semudah itu.

Beberapa orang memang pandai menanamkan kesan pada orang-orang. Padahal, terkadang cinta pada pandangan pertama hanya mengindikasikan orang tersebut menawan di mata Anda, dan bukan mengindikasikan belahan jiwa Anda.

Oleh karena itu, bagi Anda yang terpaku pada cinta pada pandangan pertama mungkin berusaha keras agar cinta Anda benar-benar terwujud hingga menjadi hubungan yang awet.

Tak jarang pula orang salah menerima sinyal perasaan antara khawatir dengan chemistry. "Jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa seseorang yang mencemaskan Anda adalah belahan jiwa Anda. Melainkan, sebaiknya Anda mulai mencari seseorang yang membuat Anda aman, membuat Anda tidak merasa ragu akan perasaan mereka. Berhentilah percaya bahwa jika orang yang dapat diandalkan tidak membuat Anda merasakan cinta, itu pasti bukan cinta, karena sebenarnya itu masih cinta," kata Logan.

Mitos 3: Jika Anda merasakan percikan cinta, hubungan itu layak

Faktanya: Bahkan jika percikan cinta itu mengarah pada hubungan jangka panjang, itu saja masih belum cukup untuk menjaga hubungan tetap langgeng.

Anda mungkin pernah mendengar beberapa pasangan yang bahkan sudah tinggal bersama lebih lama dan mengaku atas dasar cinta pada akhirnya bercerai.


Infografis 6 Hal Dilakukan Pria Ketika Jatuh Cinta

Infografis 6 Hal Dilakukan Pria Ketika Jatuh Cinta. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya