Wall Street Kembali Cetak Rekor pada Awal Pekan

Pada penutupan perdagangan wall street, Senin, 8 Februari 2021, indeks saham Dow Jones menguat 237,52 poin atau 0,8 persen ke posisi 31.385,76.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Feb 2021, 05:42 WIB
Steven Kaplan (tengah) saat bekerja dengan sesama pialang di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Senin waktu setempat sehingga mencetak rekor. Investor kembali optimistis terkait kemajuan rencana penyaluran stimulus COVID-19 dan pemulihan ekonomi.

Pada penutupan perdagangan wall street, Senin, 8 Februari 2021, indeks saham Dow Jones menguat 237,52 poin atau 0,8 persen ke posisi 31.385,76. Indeks saham S&P 500 naik 0,7 persen ke posisi 3.915,59. Indeks saham Dow Jones dan S&P 500 mencatat kenaikan enam hari berturut-turut.

Sementara itu, indeks saham Nasdaq menguat 1 persen  ke posisi 13.987,64 sehingga mencatat rekor baru pada perdagangan saham awal pekan ini.

Pada pekan lalu, indeks saham S&P 500 naik 4,2 persen, indeks saham Dow Jones dan Nasdaq masing-masing naik 3,6 persen dan 5,4 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Selasa (9/2/2021).

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Indeks Saham Kapitalisasi Kecil Menguat

Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Indeks saham Russell 2000 melompat 2,5 persen ke posisi level tertinggi setelah naik 7,7 persen pada pekan lalu. Kenaikan tersebut mendorong indeks saham itu mencatat performa terbaik sejak Juni.

Indeks saham acuan kapitalisasi saham kecil ini telah menanjak 16 sepanjang 2021. Investor berbondong-bondong memilih saham bernilai di tengah meningkatnya harapan pemulihan ekonomi lebih cepat.

Sektor saham energi reli lebih dari empat persen seiring kenaikan harga minyak berjangka Brent. Harga minyak acuan itu berada di posisi USD 60 per barel untuk pertama kali selama lebih dari satu tahun.


Janet Yellen Desak Kongres Setujui Paket Stimulus

Janet Yellen, pemimpin departemen keuangan AS yang ditunjuk oleh presiden terpilih Joe Biden. (Twitter/ @NewYorkFed)

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mendesak Kongres untuk mengesahkan rencana stimulus Presiden AS Joe Biden. Jika itu berhasil AS dapat kembali pulih penuh pada 2022.

Senat dan DPR masing-masing mengesahkan resolusi anggaran pada Jumat pekan lalu dan memulai proses rekonsiliasi yang akan memungkinkan paket penyelamatan senilai USD 1,9 triliun dari Biden untuk melewati Senat yang dikuasai Partai Demokrat.

“Kami masih berada di pasar bullish pada tahap awal pemulihan ekonomi yang mendapatkan momentum. Kami terus rekomendasikan saham dengan kenaikan paling tinggi dengan ekonomi membaik karena vaksin didistribusikan dan dilanjutkannya aktivitas normal,” ujar Chief Equity Strategist Morgan Stanley, Michael Wilson seperti dilansir dari CNBC, Selasa (9/2/2021).

Saham maskapai penerbangan melonjak karena dokumen menunjukkan proposal Demokrat mencakup USD 14 miliar untuk membantu penggajian maskapai. Saham American Airlines naik 3,4 persen, saham United menguat 5,2 persen dan Delta naik 5,1 persen.

Paket stimulus tersebut juga mencakup pemeriksaan stimulus USD 1.400, tunjangan pengangguran tambahan, vaksin COVID-19 dan dana pengujian.


Harga Bitcoin Melonjak

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Pada Senin, harga bitcoin melonjak ke level tertinggi sepanjang masa di atas USD 44.000 setelah Tesla mengungkapkan akan membeli aset digital senilai USD 1,5 miliar dan segera menerima bitcoin sebagai pembayaran untuk produknya.

Sementara itu, Biden telah menetapkan untuk memberikan setidaknya 100 juta dosis vaksin COVID-19 selama 100 hari pertama menjabat, tetapi dia memperingatkan akan sangat sulit untuk mencapai kekebalan di AS pada akhir musim panas.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya