Liputan6.com, Palembang - Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), menetapkan standar testing Polymerase Chain Reaction (PCR) Covid-19, yakni 1/1.000 dari jumlah penduduk per minggu.
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sendiri dengan jumlah 8.470.683 jiwa per tahun 2019 dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, belum mampu memenuhi standar WHO tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel Lesty Nuraini mengatakan, sebetulnya tes Covid-19 yang disyaratkan WHO cukup besar. Harusnya dalam seminggu sekali digelar 8.500 tes atau 1.600 tes per hari.
Baca Juga
Advertisement
Namun dengan keterbatasan laboratorium dan tenaga analis, Sumsel hanya mampu melakukan testing Covid-19 sebanyak sekitar 800 sampel per hari, atau sebesar 50 persen dari standar WHO.
“Tentu ini memerlukan cukup banyak laboratorium yang mendukung,” ujarnya, usai meresmikan Mobil Laboratorium Bergerak Surveilans di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Penanganan Penyakit (BTKL PP) Palembang, Selasa (9/2/2021).
Sebanyak 800 sampel yang dites Covid-19, disumbangkan dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang sebanyak 400-500 sampel per hari, dan 96 sampel per hari di laboratorium lain di kabupaten/kota di Sumsel.
Terlebih dengan adanya revisi ke 5 dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes), terkait Pedoman pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Yang mana, batasan pemeriksaan Covid-19 dilakukan ke orang yang mempunyai gejala Covid-19.
“Karena sekarang dengan adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah direvisi, lebih sedikit dan terbatas,” katanya.
Namun dengan adanya Mobil Laboratorium Bergerak Surveilans di BTKL PP Palembang, Kepala Dinkes Sumsel mengharapkan fasilitas ini mendukung 3T sebagai tes titik awal pendeteksi penyakit menular.
“Kita sangat dibantu dengan adanya laboratorium bergerak ini, untuk meningkatkan kapasitas testing PCR ke kabupaten/kota. Termasuk ke daerah terpelosok,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Vaksinasi Nakes Lansia
Fasilitas laboratorium ini juga, lanjut Lesty Nuraini, harus mengikuti Pemantapan Mutu Eskternal (PME), supaya tahu apa hasilnya betul-betul valid. Serta diperlukan pemeliharaan yang serius, agar bisa terus digunakan.
Sementara itu, terkait vaksinasi Covid-19 yang dilakukan di Sumsel saat ini, masih terus berjalan. Untuk vaksinasi tenaga kesehatan (nakes) lanjut usia (lansia), juga lebih diprioritaskan.
“Vaksinasi lansia untuk nakes terutama yang pelayanan dan langsung menangani pasien. Di atas usia 60 tahun, masih ada bekerja di rumah sakit, banyak dokter spesialis,” katanya.
Advertisement
Kuota Vaksin Sinovac
Dari data sementara Dinkes Sumsel, ada sekitar 203 orang nakes berusia di atas 60 tahun. Tapi Dinkes Sumsel akan menyurati dinkes di kabupaten/kota di Sumsel, untuk melakukan pendataan ulang.
Kuota vaksin Sinovac yang didistribusikan secara dua tahap di Sumsel, yaitu sebanyak 100.200 vial botol. Namun dengan adanya penambahan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) sebanyak 203 orang tersebut, membuat sasaran vaksinasi tahap 1 sedikit berubah.
“Semua divaksin, hanya pendataan, mengingat vaksin terbatas. Ada perubahan sasaran tahap 1, ditambah dg SDMK sebanyak 203 orang. Jadi kita alihkan vaksin yang belum bisa disuntikkan ke orang, seperti sedang hamil, kondisi tidak memungkinkan dan lainnya,” katanya.