Liputan6.com, Jakarta - Banjir yang melanda Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tersebar di 97 titik di 17 desa yang berada di 12 kecamatan. Meski demikian, pemerintah daerah masih belum meningkatkan status bencana banjir menjadi tanggap darurat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Henri Lincoln mengatakan, kondisi terakhir banjir di Kabupaten Bekasi masih dalam status siaga bencana.
Advertisement
Menurutnya, situasi banjir masih bisa terkendali sehingga pemerintah daerah belum merasa perlu meningkatkan status bencana banjir di wilayahnya.
"Karena banjir di satu kecamatan belum masif di semua desa, situasi masih terkendali dan masih bisa kita atasi, maka statusnya siaga bencana. Belum ditingkatkan menjadi tanggap darurat bencana," kata Lincoln, Selasa (9/2/2021).
Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bekasi, Muhammad Said menjelaskan, status tanggap darurat bencana dapat diberlakukan apabila banjir terjadi secara masif di sebagian besar desa dan kecamatan.
"Tanggap darurat itu diberlakukan apabila banjir melanda lebih dari setengah jumlah kecamatan yang ada, lebih dari setengah jumlah desa dan kelurahan yang ada. Dan terjadi secara masif," paparnya.
Said menambahkan, indikator lainnya untuk status tanggap darurat bencana, yakni apabila genangan air memakan waktu berhari-hari untuk surut.
"Kondisi banjir di Kabupaten Bekasi saat ini masih bisa dikendalikan, dan genangan air masih mengalir," celetuknya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Waspada Puting Beliung
Namun pihaknya tetap mengimbau seluruh warga Kabupateb Bekasi agar selalu waspada terhadap kemungkinan bencana puting beliung yang bisa terjadi kapan dan dimana saja.
"Puting beliung itu tidak memandang daerah persawahan atau perkotaan, tapi tergantung situasi putaran angin. Kita pun belum punya alat deteksi untuk memastikan dimana puting beliung akan terjadi. Intinya tetap waspada," dia menandasi.
Advertisement