Kisah Penerus Pijat Bayi dan Kandungan Mbah Haji Ridwan Boyolali

Penerus Mbah Haji Ridwan pijat bayi dan kandungan yang terkenal di Boyolali tahun 80-90an lalu. Mbah Ragil atau Mbah Marun kini salah satu penerus Mbah Haji Ridwan di Tanjungsari, Ngesrep, Boyolali, Jawa Tengah.

oleh Yanuar HFajar Abrori diperbarui 10 Feb 2021, 12:00 WIB
Rumah penerus Mbah Haji Ridwan pijat bayi dan kandungan terkenal di Boyolali. Mbah Ragil atau Mbah Marun kini salah satu penerus Mbah Haji Ridwan di Tanjugnsari, Ngesrep, Boyolali, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Yogyakarta - Nama Mbah Haji Ridwan dahulu cukup dikenal untuk pijat bayi atau yang ingin program hamil dengan terapi pijat kandungan. Setelah meninggal, kini anak turunnya yang mewariskan ilmu pijat itu dan melanjutkan di desa Tanjungsari, Ngesrep, Ngemplak, Boyolali.

Salah satu penerusnya, Mbah Marun anak dari Mbah Ridwan yang juga membuka praktik hingga saat ini. Namun, rumahnya tidak di rumah Mbah Ridwan dahulu, melainkan di pinggir jalan depan minimarket masih dalam wilayah itu.

"Keturunan Mbah Ridwan, terus ada yang bilang manggil saya Mbah Ragil, atau Mbah Ridwan," katanya kepada Liputan6.com.

Mbah Ragil mengaku jika dirinya diajarkan langsung oleh ibunya, Mbah Ridwan, cara memijat kandungan dan pijat bayi. Sehingga banyak yang datang ke tempatnya karena sesuai dengan ilmu yang diberikan atau titis.

"Aku diajari si Mbah gini gitu. Habis itu ngimpi Mbah bawa buntelan dipasrahkan ke aku. Jadi ibu (Mbah Ridwan) kalau ada yang mau pijat malah disuruh ke rumah, sampai sekarang ada yang datang," katanya.

Menurutnya, Mbah Ridwan mengajarinya teknik pijat di sela-sela menerima tamu atau saat ada tamu. Sehingga ia tahu ilmu itu dan bisa langsung praktik.

"Si Mbok (Mbah Ridwan) mengajari kayak cocok nang ati bisa gandeng. Kalau dipijat di geger (punggung) itu kedutan itu tandanya baik tapi ya kembali Gusti Allah. Aku dadi lantaran. Itu sekitar tahun '94 menemani si Mbah Ridwan, diwarahi alon-alon (diajari pelan-pelan)," katanya.   

Ia mengatakan kepada para pasangan yang ingin memiliki buah hati untuk tidak putus asa. Sebab, semuanya kembali kepada Allah yang menentukan. Hal ini juga dia sampaikan kepada pasangan yang tidak mungkin dapat melahirkan buah hati.

"Kalau Gusti Allah paring yo paring (kasih ya dikasih) tapi kalau belum ya sabar. Ada yang usia 42 ke sini terus punya anak ya ada. 7 tahun ke sini belum hamil terus ke sini, dua bulan ke sini lagi sudah hasil. Ada yang ke sini belum sampai rumah nangis gendong bayinya udah kepikiran aku salah apa ya, ternyata sudah hasil (menghasilkan) ikut senang," katanya.

Ia mengingatkan kepada para pasangan yang ingin pijat kandungan untuk program hamil agar datang bersama pasangannya sehingga, ia dapat mengetahui titik permasalahannya. 

"Syarat harus dua duanya. Ada artis sing pijet si Mbok. Si Mbok kok bilang ga ada bibite lalu ditanyain, sudah periksa ke mana, ke Singapura atau Malaysia memang kalau gitu ga punya. Kalau gitu ya sudah terima sabar, Tuhan ngasihnya gitu," katanya.

Mbah Ragil menyebutkan jika lokasi praktik pijat kini bukan di rumah Mbah Ridwan dahulu, tetapi di dekat jalan raya di desa Tanjung Sari, Ngesrep, Ngemplak Boyolali tidak jauh dari Bandara Adi Sumarmo Solo. 

"Jalan Waduk Cengklik depan Indomaret berselahan fotokopi dekat SMP Islam Ngesrep, Boyolali," katanya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya