5 Alasan Harga Bitcoin Terus Melambung

Banyak startup crypto muncul selama pandemi ini untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat bagi Bitcoin dan lainnya

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Feb 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pasar cryptocurrency terus mengalami ledakan meski pandemi Covid-19 secara global mendatangkan malapetaka di semua lini ekonomi penting. Banyak startup crypto muncul selama pandemi ini untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat bagi Bitcoin dan lainnya.

Misalnya, CoinSwitch Kuber baru-baru ini mengumumkan penggalangan dana Seri A senilai USD 15 juta dari investor fintech global terkemuka seperti Ribbit Capital, Paradigm, Sequoia Capital India, dan investor terkemuka Kunal Shah dari CRED.

Kapitalisasi pasar Cryptocurrency yang dipicu oleh pertumbuhan Bitcoin baru-baru ini melampaui angka USD 1 triliun. Dimana Bitcoin telah mengalami kenaikan cukup lama dan bertanggungjawab atas sekitar 69 persen dari total nilai pasar.

Sekitar enam bulan lalu, harga satu Bitcoin adalah ~ ₹ 6,00,000 dan hari ini Bitcoin diperdagangkan untuk ~ ₹ 25,00,000 yang naik sekitar 400 persen dari harga awal.

Ether selaku mata uang kripto terbesar kedua dalam hal kapitalisasi pasar, juga melewati level tertinggi baru. Lebih dari ₹ 1,00,000 dan naik lebih dari 1.000 persen dalam satu tahun.

Kenaikan harga cryptocurrency ini membuat banyak investor bertanya-tanya. Berikut 5 alasan mengapa harga cryptocurrency naik:

1. Adopsi Kelembagaan

Cryptocurrency, khususnya Bitcoin saat ini dianggap sebagai aset safe-haven melawan volatilitas pasar dan inflasi. Iklim sosial dan ekonomi saat ini juga membawa situasi bagi orang-orang untuk menyimpan lebih sedikit uang tunai dan tetap terlindung dari gejolak pasar.

Baru-baru ini, ada tren dimana perusahaan publik mengubah kas mereka menjadi cryptocurrency. Misalnya Square, sebuah perusahaan pembayaran asal Amerika Serikat (ASK, yang membeli Bitcoin senilai USD 50 juta.

Lalu Microstrategy-,sebuah perusahaan publik di AS, mengubah cadangan uang tunai senilai USD 425 juta menjadi Bitcoin, dan menganggapnya sebagai penyimpan nilai yang lebih baik.

Banyak perusahaan telah mengikuti tren ini. Kepercayaan perusahaan raksasa pada cryptocurrency telah menambahnya sebagai penyimpan mata uang dan nilai

2. Paypal dan Cryptocurrency

Pada Oktober 2020, perusahaan pembayaran digital global Paypal mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan fitur jual beli cryptocurrency di platformnya.

Peluncuran tersebut mencakup empat mata uang utama yang diperdagangkan, yakni Bitcoin, Bitcoin Cash, Ethereum, dan Litecoin. Paypal juga telah mengumumkan rencana mengizinkan transaksi menggunakan cryptocurrency.

Paypal diketahui memiliki 350 juta pengguna yang akan mampu mengadopsi crypto sebagai alat pembayaran. Selain itu, 30 juta pedagangnya akan memiliki opsi untuk menerima pembayaran dalam crypto.

Karena beberapa investor swasta berusaha mengadopsi cryptocurrency sebagai alat tukar, banyak pemerintah juga mencoba mengatur pasar. Negara seperti Jepang, AS, dan Jerman telah mengambil sikap positif terhadap cryptocurrency.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Selanjutnya

Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

3. Keterbatasan Bitcoin

Halving Bitcoin merupakan peristiwa penting dalam jaringan Bitcoin yang terjadi setiap empat tahun. Ini juga merupakan salah satu faktor paling penting yang berkontribusi pada harga Bitcoin.

Karena total hanya ada 21 juta Bitcoin, sirkulasi mata uang pasar berkurang karena hadiahnya menurun. Dan karena semakin banyak orang yang menyadari kelangkaan aset tersebut, semakin banyak permintaan yang meningkat yang menghasilkan harga yang lebih tinggi.

Karena Bitcoin memiliki lebih dari setengah kapitalisasi pasar, variasi harga Bitcoin dapat memengaruhi mata uang lain.

4. Aksesibilitas Mudah

Cryptocurrency merupakan mata uang digital yang dapat digunakan baik sebagai penyimpan nilai dan mode pertukaran. Meskipun baru saja mulai mendapatkan perhatian sebagai metode pembayaran yang sah, dia telah memantapkan dirinya sebagai aset baru berkelas selama satu dekade terakhir.

Bahkan jika publik tidak mau menggunakannya untuk transaksi, banyak yang ingin mengubah uang mereka menjadi crypto, karena dipercaya bahwa sifat deflasi membuatnya menjadi penyimpan nilai yang lebih baik dan lindung nilai terhadap inflasi.

Terutama di India, setelah larangan RBI terhadap cryptocurrency dicabut, investornya mengalami lonjakan yang signifikan.

Banyak platform telah meluncurkan dan menerima dana di ruang ini untuk membuat investasi kripto dapat diakses. Salah satu platform tersebut adalah CoinSwitch Kuber, yang memperoleh lebih dari 2 juta pengguna hanya dalam 6 bulan setelah diluncurkan.

5. Arus Utama

Jika kenaikan harga di pasar crypto membuat orang berpikir sudah terlambat untuk berinvestasi dalam cryptocurrency, ini baru permulaan.

Sebab, dengan lebih banyak negara yang ingin mengatur pasar, cryptocurrency akan menjadi arus utama.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya