Liputan6.com, Jakarta Renovasi rumah menjadi tren di masyarakat sejak adanya pandemi Covid-19. Pemberlakuan lockdown telah membuat hampir sebagian orang lebih memikirkan keadaan rumahnya.
Dilakukannya hal tersebut tentu untuk mendukung kenyamanan ketika melakukan segala aktivitas dari rumah, seperti bekerja dan belajar.
Advertisement
Namun, apakah setiap orang memperhatikan bagaimana kondisi keuangan ketika akan merenovasi rumah?
Sebuah studi yang dilakukan oleh Groundworks Companies menemukan, sebanyak 20 persen pemilik rumah berencana menggunakan pajak untuk merenovasi rumahnya. Angka tersebut lebih besar dibandingkan ketika 2019 yang hanya mencapai 10 persen.
Demi kenyamanan bersama keluarga untuk beraktivitas dari rumah, tak sedikit keluarga yang akhirnya mengambil keputusan untuk merenovasi rumah. Entah menambah ruang untuk bekerja, belajar, atau bahkan membuat ruang untuk bermain anak.
Ketika sebuah keluarga mengharuskan untuk melakukannya, ada baiknya merenovasi rumah dengan memilih pembayaran secara tunai dibandingkan dengan pinjaman atau menggunakan kartu kredit alih-alih mendapatkan hadiah.
Dalam hal ini, Mark Reyes, CFP yang berbasis di Los Angeles menyarankan untuk memilih pembayaran secara tunai dibandingkan dengan meminjam uang untuk renovasi rumah.
Jangan tergiur dengan hadiah yang akan diberikan ketika melakukan pembayaran dengan kartu kredit. Sebab, membayar secara tunai dapat menghindari Anda dan keluarga dari tagihan yang merugikan karena bisa berbunga lebih besar.
Pikirkan pula ketika Anda meminjam uang untuk merenovasi rumah, tidak akan mungkin menghabiskan waktu sebentar untuk melunasinya. Seseorang butuh waktu hingga beberapa bulan bahkan tahun untuk bisa terlepas dari tagihan tersebut.
Jika Anda sudah memilih menggunakan pembayaran tunai, sebaiknya pula Anda memilih kontraktor lokal untuk membantu Anda merenovasi rumah. Hal itu dapat membantu para pekerja usaha kecil untuk mendapatkan penghasilan mereka.
Hal penting lainnya, Anda juga harus memikirkan beberapa pertimbangan sebelum mulai merenovasi rumah. Melansir laman CNBC, Jumat (12/2/2021), Reyes menyarankan untuk mempertimbangkan hal-hal berikut.
1. Apakah anggaran yang dimiliki cukup untuk pembayaran satu kali atau beberapa kali?
Memperbaiki rumah terkadang menghabiskan waktu beberapa lama. Baiknya, rincikan rencana pengeluaran sesuai dengan jadwal pembayaran yang nantinya akan diatur oleh kontraktor untuk merenovasi rumah Anda.
Saksikan Video Ini
2. Apakah dana darurat mencukupi?
Meskipun Reyes menyarankan untuk menggunakan pembayaran secara tunai, dia tidak mengatakan bahwa uang tersebut didapatkan dari dana darurat. Uang untuk merenovasi rumah tentu berbeda dengan dana darurat.
Jangan sampai memakai dana darurat untuk hal tersebut. Pastikanlah Anda memiliki dana darurat setidaknya tiga hingga enam bulan yang disisihkan setiap bulannya sebelum melakukan perbaikan rumah, itu untuk dana darurat.
3. Apakah tagihan terkendali?
Lebih baik menunda untuk merenovasi rumah ketika Anda memiliki tagihan yang harus dibayarkan. Jangan melakukannya bersamaan karena itu akan membuat Anda sakit kepala memikirkannya. Belum lagi jika bunga tagihan tinggi.
Pastikan terlebih dahulu dana darurat stabil dan tagihan berbunga tinggi sudah terlunasi. Sekiranya Anda sudah mempertimbangkan dan terbebas dari ketiga poin tersebut, mungkin merenovasi rumah adalah hal yang tepat untuk Anda lakukan.
Reporter: Aprilia Wahyu Melati
Advertisement