Rapid Test Antigen di Puskesmas untuk Tracing, Bukan untuk Penuhi Syarat Traveling

Kemenkes mengatakan, rapid test antigen untuk perjalanan sifatnya mandiri dan telah diatur dalam Surat Edaran Satgas COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Feb 2021, 08:34 WIB
Meja pendaftaran untuk tes usap (swab) antigen di Jakarta, Senin (25/1/2021). Data Satgas Covid-19 per Senin (25/1) mencatat kasus positif di Indonesia bertambah 9.994 orang sehingga total kasus positif corona menjadi 999.256 orang atau hampir menembus 1 juta kasus. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Dalam upayanya meningkatkan penelusuran atau tracing dan testing, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan meningkatkan penggunaan rapid test antigen untuk diagnosis kontak pasien COVID-19 di puskesmas.

Namun, Siti Nadia Tarmizi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes menegaskan bahwa tes antigen di puskesmas tidak bisa digunakan sebagai syarat perjalanan.

"Rapid test antigen ini digunakan untuk kepentingan epidemiologi. Jadi untuk mendiagnosis. Jangan sampai kemudian, antigen ini digunakan untuk skrining atau pun untuk seseorang melakukan perjalanan," kata Nadia pada Rabu (10/2/2021).

Dalam konferensi pers virtualnya, Nadia juga menyebutkan bahwa tes cepat antigen ini merupakan program pemerintah untuk meningkatkan upaya 3T, dan bersifat gratis.

"Kalau yang sudah dilakukan untuk pemeriksaan pelaku perjalanan akan tetap sesuai Surat Edaran daripada Satgas COVID-19, dan ini lebih bersifat mandiri," kata Nadia kepada Health Liputan6.com.

"Kalau yang kita lakukan merupakan bagian dari program pemerintah yang artinya, masyarakat kalau merasa ada gejala dan akan memeriksakan bahwa dirinya positif atau tidak, silahkan datang ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Alur Pemeriksaan untuk Tegakkan Diagnosis

Wisatawan yang masuk ke wilayah Puncak melakukan pemeriksaan rapid tes antigen di Gadog, Bogor, Kamis (24/12/2020). Razia yang dilakukan mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.30 WIB itu berhasil menjaring para wisatawan. (merdeka.com/Arie Basuki)

Dia menambahkan, apabila nanti ditemukan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan pemeriksaan antigen, puskesmas akan melakukan penelusuran ke sekitar 20 sampai 30 orang kontak dari pasien.

Nadia juga menjelaskan bahwa ada dua alur pemeriksaan dengan tes antigen untuk menegakkan diagnosis. Apabila kontak dinyatakan negatif, maka harus dilakukan pengulangan.

Menurutnya, di daerah-daerah yang sangat sulit atau tidak bisa mendapatkan akses pemeriksaan RT-PCR, konfirmasi bisa dilakukan dengan mengulang pemeriksaan antigen dalam waktu kurang dari 48 jam.

"Tetapi pada daerah-daerah yang memiliki akses terhadap pemeriksaan RT-PCR, maka dilakukan pengambilan spesimen yang kemudian diperiksa dengan pemeriksaan laboratorium RT-PCR," imbuhnya.

Nadia mengungkapkan, Kemenkes akan tetap melakukan pemisahan data kasus terkonfirmasi positif yang didapat dari RT-PCR dengan antigen. Hanya saja, yang akan diumumkan ke masyarakat melalui Satgas COVID-19 setiap hari adalah data yang dilaporkan secara menyeluruh.


Infografis Perbedaan Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, Swab PCR Test

Infografis Perbedaan Rapid Test Antibodi, Rapid Test Antigen, Swab PCR Test (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya