Normalisasi Sungai Hilang dalam RPJMD, Ini Penjelasan Wagub DKI

Riza menyebut program pencegahan banjir di DKI berjalan terus, seperti pengerukan sungai hingga sumur resapan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 10 Feb 2021, 14:05 WIB
Kondisi proyek normalisasi yang terbengkalai di Kali Cipinang, Pulogadung, Jakarta, Rabu (19/2/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperkenalkan istilah naturalisasi sungai sebagai pengganti normalisasi, namun proyek tersebut tidak terealisasi hingga saat ini. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, angkat bicara soal program normalisasi sungai yang disebut hilang dalam draf perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta.

Ariza menyebut saat ini RPJMD masih dalam tahapan pembahasan. Oleh karena itu, masih bisa mengakomodasi masukan seluruh pihak.

"Semuanya telah diatur, disusun bersama terkait dengan RPJMD, sekarang dalam proses draf pembahasan. Nanti kita akan cek semuanya, akan kita diskusikan. Prinsipnya program RPJMD yang disusun oleh Pemprov DKI Jakarta dibuat sedemikian rupa, mengakomodasi masukan dari semua pihak,” kata Ariza di Jakarta, Rabu (10/2/2021). 

Riza menyebut program pencegahan banjir di DKI berjalan terus, seperti pengerukan sungai hingga sumur resapan.

"Kita sekarang sedang berusaha meningkatkan upaya-upaya dalam rangka pencegahan, penanganan dan pengendalian dengan cara program kami siaga, program tanggap, dan program galang," kata Ariza.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Program Prioritas terkait Normalisasi

Alat berat mengeruk endapan lumpur dan sampah di Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat (21/7). Normalisasi ini guna mengantisipasi pendangkalan sungai yang mengancam kelancaran lalu lintas air di wilayah tersebut. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Politikus Partai Gerindra itu mengatakan, sejumlah program yang menjadi prioritas, di antaranya memaksimalkan pengerukan, gerebek lumpur, drainase, sumur resapan, pompa mobile dan stasioner, pompa underpass, dan juga polder

Saat ini, kata Ariza, banjir atau genangan lebih cepat surut berkat adanya program-program tersebut.

"Sekalipun masih ada titik genangan, itu cepat sekali surut. Sekalipun masih ada titik yang banjir seperti di Pejaten Timur, itu terletak di pinggiran Kali Ciliwung,” katanya.

Adapun sebelumnya, FPDIP DKI Jakarta menyebutkan program normalisasi sungai dihapus dalam draf perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017-2022.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya