Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengimbau para tenaga kesehatan untuk berhati-hati sebelum mengizinkan kelompok lanjut usia (lansia) disuntik vaksin Sinovac. Penny meminta tenaga kesehatan untuk betul-betul melakukan skrining penyakit penyerta atau komorbid para lansia calon penerima vaksin.
“Proses skrining (deteksi dini) menjadi sangat penting sebelum dokter memutuskan untuk memberikan persetujuan vaksinasi,” kata Penny dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/2/2021).
Advertisement
Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5
Untuk itu, Penny mengatakan bahwa BPOM telah memberikan infomasi atau fact sheet kepada tenaga kesehatan sebagai acuan sebelum melaksanakan vaksinasi.
“Ini dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan vaksinator dalam melakukan skrining sebelum pelaksanaan vaksinasi,” ujarnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Buat Manajemen Risiko
Menurutnya, para dokter atau tenaga kesehatan perlu membuat manajemen risiko. Manajemen risiko itu sebagai langkah antisipasi dan mitigasi bila terjadi hal yang tidak diinginkan setelah vaksinasi. Sehingga, penyediaan akses pelayanan medis dan obat-obatan untuk penanganan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang serius harus disiapkan dari sekarang.
"Penyelenggara vaksinasi perlu memberi perhatian lebih kepada lansia yang akan divaksin. Kesiapsiagaan petugas kesehatan di lapangan juga merupakan hal yang sangat penting,” ujarnya.
Reporter: Rifa Yusya Adilah
Sumber: Merdeka
Advertisement