Bank Syariah Indonesia Didorong Fokus Biayai UMKM dan Usaha Kecil

Bank Syariah Indonesia (BSI) memiliki gabungan modal, aset dan sumber daya yang kuat.

oleh Athika Rahma diperbarui 10 Feb 2021, 16:20 WIB
Nasabah menunggu di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, Bank Syariah Indonesia (BSI) memiliki gabungan modal, aset dan sumber daya yang kuat.

Dengan kemampuan permodalan dan sumber daya yang kuat, BSI dapat menangkap momentum untuk mengakselerasi perkembangan industri keuangan syariah di Indonesia bahkan untuk eksis di kancah global dan regional.

"Rencana besar akan cepat terealisir bila BSI fokus kepada pembiayaan sektor UMKM dan Mikro yang terintegrasi dengan ekosistem pengembangan ekonomi syariah di Indonesia," ujar Wimboh dalam webinar Perbankan Syariah, Rabu (10/2/2021).

Modal dan sumber daya yang kuat yang dimiliki BSI bakal mendukung peningkatan competitiveness dengan skala ekonomi yang lebih besar, cakupan produk yang lebih bervariasi serta market share yang tinggi.

Infrastruktur tersebut diantaranya kehandalan teknologi informasi, sumber daya manusia yang berkualitas, produk dan layanan yang bervariasi dan berkualitas, serta harga yang murah.

Namun demikian, kelahiran BSI juga harus dilengkapi dengan penyusunan Rencana Bisnis yang detail untuk jangka menengah panjang dan Program Kerja tahun 2021-2025.

Lanjutnya, Rencana Bisnis Jangka Menengah Panjang dan Program Kerja tahun 2021-2025 Bank Syariah Indonesia juga harus dilengkapi dengan target-target yang jelas karena OJK dan masyarakat menunggu program kerja dan target tersebut.

"Dapat kami sampaikan, lahirnya BSI merupakan salah satu perwujudan Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021-2025 dalam hal pengembangan lembaga keuangan dan ekosistem syariah di Indonesia," kata Wimboh.

Wimboh berkomitmen, OJK akan terus konsisten mendorong penguatan kelembagaan jasa keuangan Syariah dengan mengedepankan keunggulan dan diferensiasi produk serta penguatan permodalan, SDM, dan TI yang mutakhir dalam satu ekosistem pengembangan keuangan dan ekonomi syariah yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ketua OJK: Bank Syariah Indonesia Harus Dorong Usaha Kecil di Daerah

Aktivitas pekerja di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta Selasa (2/2/2021). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi dengan nama baru mulai 1 Februari 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, Bank Syariah Indonesia (BSI) masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk membangkitkan ekonomi syariah di Indonesia.

Selain mewujudkan produk keuangan syariah yang murah dengan jaringan luas, BSI juga memiliki peran untuk jadi role model bagi bisnis kecil dan UMKM di pelosok negeri.

"Peran BSI dan bank syariah lain di seluruh Indonesia ini yaitu ikut menstimulate bisnis kecil di daerah. Jadi kita harus ikut create bisnis melalui pengembangan UMKM dan usaha mikro di daerah," ujar Wimboh dalam Index Debut PT BSI, Kamis (4/2/2021).

Wimboh mengingatkan kepada BSI untuk terus melakukan pembinaan terhadap bisnis kecil dan UMKM agar mereka berdaya dapat dapat berkontribusi terhadap ekonomi syariah ke depan. Pihaknya dengan tegas akan mendukung BSI dalam mewujudkan hal tersebut.

"Bagaimana mewujudkan mimpi, lahirnya raksasa yang memberi manfaat terbaik, baik dari kualitas produk, biaya yang murah, jaringan luas dan menjadi role model bagi bank syariah yang lain, ini pekerjaan bersama," katanya.

Berdirinya BSI di tengah pandemi juga menjadi momentum yang tepat untuk memanfaatkan segala peluang, termasuk teknologi dalam memperbaiki layanan keuangan syariah.

"Pada hari ini pembukaan bursa tadi, kelihatan sangat positif karena memberi dampak yang baik di bursa Indonesia. Ileh karenanays, nanti fokus (BSI) ialah kepada masyarakat yang notabene banyak di daerah, sehingga bisa menjadi bank yang inklusif di daerah yang membutuhkan (akses perbankan)," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya