Kemenkes: 363 Juta Suntikan Vaksin Covid-19 Ditargetkan Dalam 300 Hari

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi mengatakan, program vaksinasi memberikan dampak yang cukup berarti dalam upaya mengendalikan penyebaran virus corona Covid-19.

oleh Reza Efendi diperbarui 10 Feb 2021, 19:59 WIB
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumut melakukan Pencanangan Pekan Vaksinasi Covid-19 Daerah Sumatera Utara, di Pendopo USU

Liputan6.com, Medan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Oscar Primadi mengatakan, program vaksinasi memberikan dampak yang cukup berarti dalam upaya mengendalikan penyebaran virus corona Covid-19.

Disebutkannya, Kemenkes menargetkan untuk seluruh Indonesia bisa melakukan 363 juta suntikan yang harus selesai dalam jangka waktu 300 hari, agar bisa mencapai herd immunity (kekebalan kelompok) yang betul-betul maksimal.

"Untuk mencapai itu, kita tak kenal waktu libur," kata Oscar dalam Pencanangan Pekan Vaksinasi Covid-19 Daerah Sumatera Utara (Sumut) di Pendopo Universitas Sumatera Utara (USU), Rabu (10/2/2021).

Dijelaskannya, sudah 814.000 dokter dan juga tenaga kesehatan yang telah diberikan dosis pertama vaksin Covid-19 sejak pencanangan pertama dilakukan Presiden Indonesi Joko Widodo.

"Persentasenya sekitar 50 persen dari yang ditargetkan oleh presiden, yakni dari yang 1,65 juta orang tenaga kesehatan," jelasnya.

Oscar juga mengatakan, persentase pemberian vaksin di tiap provinsi berbeda-beda, ada yang sudah mencapai 90 persen untuk dosis pertama, dan masih banyak juga yang hanya 30 persen.

"Saya berikan apresiasi bagi kabupaten dan kota yang sudah di atas 50 persen, seperti Simalungun, Dairi, dan Karo. Capaian pemberian vaksin ke tenaga kesehatan untuk dosis pertama," sebutnya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Percepat Vaksinasi Covid-19

Pencanangan Pekan Vaksinasi Covid-19 Daerah Sumatera Utara

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumut melakukan Pencanangan Pekan Vaksinasi Covid-19 Daerah Sumatera Utara, di Pendopo USU. Tujuannya untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi Covid-19 kepada para dokter dan tenaga kesehatan.

Hadir pada acara pencanangan tersebut, Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Arsyad Lubis, Sekretaris Jenderal Kemenkes, Oscar Primadi, Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Alwi Mujahit, dan Rektor USU, Muryanto Amin.

Sekretaris Satgas Covid-19, Arsyad Lubis mengatakan, Pencanangan Pekan Vaksinasi ini dibuat untuk para dokter, tenaga kesehatan, atau pun pembantu tenaga kesehatan.

"Ini adalah upaya percepatan vaksinasi, karena kita melihat proses pemberian vaksianasi belum sesuai harapan," ucapnya.


Fokus Utama Satgas Covid-19

Pencanangan Pekan Vaksinasi Covid-19 Daerah Sumatera Utara (Sumut) di Pendopo Universitas Sumatera Utara (USU), Rabu (10/2/2021).

Arsyad juga menjelaskan, ada 2 sektor yang menjadi fokus utama Satgas Covid-19 Sumut. Pertama, pertumbuhan ekonomi, dan kedua adalah penekanan penyebaran Covid-19. Saat ini pertumbuhan ekonomi Sumut lebih baik dari provinsi lain, namun belum membaik untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.

"Saat ini setiap harinya rerata bertambah 175 orang positif," terangnya.

Setelah pencanangan ini, diharapkan setiap kabupaten dan kota yang ada di Sumut dapat mengikuti dan memulai vaksinasi terhadap tenaga kesehatan.

"Pekan Vaksinasi Covid-19 ini akan berlangsung mulai 11 hingga 17 Februari 2021. Data terakhir sudah ada 3.000 orang tenaga kesehatan di Sumut yang mendaftar," tambahnya.


Saran Rektor USU

Rektor USU, Muryanto Amin, yang juga ikut diberi vaksin Covid-19

Rektor USU, Muryanto Amin, yang juga ikut diberi vaksin pada acara itu mengatakan, di Rumah Sakit (RS) USU sudah melakukan vaksinasi pada tenaga kesehatannya yang bekerja sebanyak 80 persen.

Muryanto juga memberikan saran agar pemerintah mengajak tokoh masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya vaksin Covid-19.

"Masih banyak masyarakat yang belum menerima informasi tentang vaksin, sehingga banyak yang menolak. Padahal, vaksin ini sangat penting," Muryanto menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya