Wamendag Dorong Percepatan Ekspor Sarang Buruh Walet dan Buah ke China

Medio pekan ini Wakil Menteri Sambuaga menerima kunjungan Duta Besar China Xiao Qian

oleh Tira Santia diperbarui 10 Feb 2021, 20:15 WIB
Wakil Mendag Jerry Sambuaga hadir pada rapat kerja di ruang rapat Komisi VI DPR RI, kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Rapat juga membahas mengenai pelaksanaan investasi di masa pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Medio pekan ini Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Sambuaga menerima kunjungan Duta Besar China Xiao Qian. Kunjungan ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan di Parapat, Wamendag Jerry Sambuaga waktu itu bertemu dengan Wamendag RRT.

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, pada pertemuan di sela kunjungan Menlu China Wang Yi tersebut, Wamendag Jerry Sambuaga menyampaikan beberapa konsern perdagangan Indonesia. Beberapa hal yang dibahas kala itu adalah mengenai perdagangan sarang burung walet, buah tropis dan beberapa isu lainnya. Pemerintah RRT waktu itu menyambut harapan Indonesia dan berjanji untuk menindaklanjutinya.

Kepada Duta Besar RRT Untuk Indonesia, Wamendag Kembali menegaskan keinginan Indonesia untuk segera mengimplementasikan hasil pembicaraan di Parapat, Sumatera Utara bulan yang lalu.

Mengenai sarang burung walet, Wamendag membuka akses pasar bagi produk sarang burung walet (SBW) Indonesia, khususnya melalui persetujuan penambahan register perusahaan SBW Indonesia di RRT dan peningkatan kapasitas ekspor di tahun 2021 oleh General Administration of Customs China (GACC). Diperkirakan potensi pasar sarang burung walet mencapai ratusan triliun rupiah per tahun.

“Sarang burung walet punya potensi yang sangat besar dan RRT adalah pasar utama yaitu mencapai 90 persen dari seluruh ekspor Indonesia. Karena itu Pak Mendag dan saya terus mendorong agar akses pasar sarang burung walet bisa terus dijaga dan ditingkatkan,” kata Wamendag Jerry, Rabu (10/2/2021).

Selain sarang burung walet, Indonesia juga berkepentingan untuk memperluas pasar ekspor buah tropis. Karena itu, Indonesia meminta kerja sama RRT, agar GACC menandatangani protokol ekspor nanas Indonesia.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Buat Tropis

Pedagang memlilih buah apel di pasar induk Kramat Jati, blok buah di Jakarta, Minggu (2/2/2020). Produksi lokal dinilai perlu digenjot untuk meredam impor buah tropis yang masih berlangsung sampai saat ini. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Buah tropis lain juga ingin didorong ekspornya (manggis, salak, buah naga, pisang, dan longan/kelengkeng). Wamendag juga meminta pembukaan ekspor untuk sawit dan kopi Indonesia.

“Banyak potensi buah tropis, salah satunya manggis yang ingin kita kembangkan. China adalah salah satu pasarnya di samping Eropa dan bahkan Timur Tengah. Indonesia punya keunggulan komparatif di sini. Kita berharap pasarnya makin luas sehingga potensi pengembangannya juga makin baik di masa mendatang," tambah Jerry.

Selain beberapa maslaah di atas, Wamendag juga menekankan perlunya kedua negara segera mencapai neraca dagang yang seimbang. Produk Indonesia harus mendapatkan banyak kemudahan di RRT apalagi kedua negara sudah menandatangani dua perjanjian dagang penting yaitu regional comprehensive partnership agreement (RCEP) dan ASEAN-China FTA.

Wamendag mengajak agar implementasi kedua perjanjian itu dilakukan secara mutual agar kerja sama semua pihak bisa berjalan dengan mutual.

Ajakan Wamendag ini disambut baik oleh Duta Besar Tiongkok Xiao Qian. Lebih lanjut Wamendag memaparkan penerapan UU Cipta Kerja yang disambut dengan apresiasi dari Duta Besar RRT.

UU Cipta Kerja yang menurutnya akan mendorong kepastian dan kemudahan usaha di Indonesia. RRT melihat Indonesia adalah negara yang akan makin berkembang di masa depan dan merupakan mitra strategis di Asia Tenggara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya