PLN Dapat Utang Rp 4,33 Triliun dari AIIB, Mau Buat Apa?

PLN mendapatkan fasilitas pembiayaan senilai USD 310 juta atau setara dengan Rp 4,33 triliun Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

oleh Athika Rahma diperbarui 11 Feb 2021, 11:00 WIB
Pekerja menyelesaikan pekerjaan jaringan SUTET di Tangerang, Banten, Senin (2/1/2021). Pasukan ini dikenal dengan tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN mendapatkan fasilitas pembiayaan senilai USD 310 juta atau setara dengan Rp 4,33 triliun (kurs: 13.998 per dolar AS) untuk Proyek Pengembangan Jaringan Distribusi di wilayah Jawa Timur dan Bali dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Penandatanganan pembiayaan ini dilakukan secara daring oleh perwakilan perusahaan, Rabu (10/2/2021).

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan PT PII tetap konsisten untuk melanjutkan percepatan pembangunan infrastruktur, termasuk pada proyek jaringan distribusi PLN tersebut.

"Dengan memberikan dukungan melalui penjaminan pemerintah pada proyek ini, Kementerian Keuangan bersama dengan PT PII mendukung PLN dalam meningkatkan rasio elektrifikasi nasional yang nantinya dapat dinikmati oleh masyarakat," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (11/2/2021).

Luky melanjutkan, dukungan dari lembaga pembiayaan multilateral seperti AIIB menunjukkan kepercayaan dan dukungan stakeholder internasional kepada Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan infrastruktur yang berdampak luas pada ekonomi.

Fasilitas pembiayaan ini juga dijamin langsung oleh Pemerintah melalui Kemenkeu dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). Pemerintah telah memberikan dukungan berupa penjaminan pemerintah dari Kemenkeu dan PT PII, yang memungkinkan AIIB sebagai lembaga multilateral memberikan pembiayaan pinjaman langsung kepada PLN.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menuturkan bahwa pengembangan jaringan listrik ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan akses dan penyambungan listrik bagi masyarakat.

“Kami berharap proyek ini dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi, di Jawa Timur dan Bali yang diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi,” ucap Zulkifli.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Wujudkan Keadilan Energi

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang berkapasitas 3 x 25 Megawatt (MW) yang berlokasi di Desa Taman Ayu, Lombok Barat. (Dok PLN)

Zulkifli juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Keuangan, PT PII dan AIIB yang telah mendukung PLN guna mewujudkan keadilan energi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

"Kerja keras yang dihasilkan dari awal hingga ditandatanganinya proyek ini bukan hanya kerja keras PLN, namun juga dari instansi yang terlibat yaitu Kementerian Keuangan, PT PII, dan AIIB," pungkas Zulkifli.

Sebagai informasi, pembiayaan dari AIIB kepada PLN menerapkan skema Result Based Lending (RBL), salah satu bentuk dari pembiayaan kreatif dan relatif baru yang dapat memberikan manfaat lebih besar kepada masyarakat di bidang ketenagalistrikan.

Pengembangan jaringan distribusi di wilayah Jawa Timur dan Bali dilakukan untuk meningkatkan tambahan akses listrik hingga 2,26 juta pelanggan, serta meningkatkan kualitas layanan listrik untuk 13,48 juta pelanggan di wilayah Jawa Timur dan Bali.

Wilayah Jawa Timur dan Bali memiliki potensi besar untuk memacu sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, di Jawa Timur dan Bali yang diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi di daerah tersebut.

PLN terus berkomitmen untuk terus menghadirkan listrik dan memberikan layanan terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia, serta terus berupaya agar listrik dapat menjadi penggerak roda ekonomi bangsa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya