Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun, menyarankan agar para pelaku UMKM di seluruh Indonesia bertransformasi. Langkah ini akan membuat usaha bertahan di tengah pandemi covid-19.
“Nah dari sisi UMKM harus melakukan transformasi, mereka harus berubah yang tadinya berjualan secara konvensional juga harus meningkatkan kemahirannya dengan interaksi melalui online,” kata Ikhsan dalam webinar AGEN46, Ujung Tombak Inklusi Keuangan, Bertahan di Masa Pandemi, Kamis (11/2/2021).
Advertisement
Memang berjualan melalui online membutuhkan proses. Misalnya bagi pelaku UMKM berusia 40 tahun ke atas kebanyakan terkendala dalam memahami cara menggunakan media online.
“Tapi apa boleh buat, bahwa suka tidak suka, mau tidak mau di masa sulit ini harus melakukan transformasi,” katanya.
Ikhsan menegaskan, tujuan dari transformasi ini sangat penting untuk mendukung membangkitkan ekonomi di masa pandemi covid-19. Dia berpendapat ada dua hal yang perlu ditransformasi oleh pelaku UMKM. Pertama, meningkatkan kemahiran SDM. Kedua, transformasi usaha.
Dengan meningkatkan kemahiran dalam mengoperasikan online, maka UMKM akan bangkit dengan cepat. Hal itu terbukti sudah ada sekitar 10 juta UMKM yang go digital atau 15 persen dari total keseluruhan 64 juta UMKM.
“Itu terbukti sekitar 15 persen atau 10 juta UMKM di masa pandemi covid-19 masuk online. Kemudian transformasi usaha, yang sebelumnya menjual konvensional sekarang bisa berjualan online,” pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dinilai Efektif, Stimulus PEN UMKM Lanjut di 2021
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan program bantuan pemulihan ekonomi untuk UMKM dinilai efektif bantu UMKM bangkit. Maka program bantuan tersebut akan dilanjutkan di tahun 2021 ini.
Hal itu tercermin dari hasil survei dari Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), dan survei dari LPEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI. Dimana sebanyak 99 persen menyatakan program bantuan ini sangat tepat.
“Saya kira dari dua survei itu 99 persen para pelaku UKM menganggap program ini sangat tepat,” kata Teten Masduki dalam Bincang Editor ‘Strategi UMKM Bangkit’, Senin (1/2/2021).
Kemudian dari hasil survei tersebut menyatakan bantuan tersebut banyak digunakan oleh para pelaku UMKM untuk membeli bahan baku. Tentunya beragam bantuan seperti Banpres produktif, subsidi KUR, subsidi non-KUR dan lainnya dinilai sangat membantu UMKM dari sisi pembiayaan.
“Program ini sangat membantu para pelaku UMKM dari segi pembiayaan, mereka masih bisa berusaha membeli bahan baku dan modal lainnya. Saya kira mereka bisa bertahan di tengah pandemi covid-19,” ujarnya.
Bahkan sebanyak 53,5 persen penerima program bantuan, yang tadinya tidak memiliki pekerjaan lain sekarang menjadi pelaku usaha mikro. Sehingga para pelaku UMKM bisa bertahan hingga sekarang, meskipun ada sebagian yang terpaksa gulung tikar karena kehabisan modal.
Sementara terkait daya beli yang masih turun, Teten menilai daya beli cukup tergenjot oleh program bantuan di sektor lain seperti bantuan sosial yang dikelola oleh Kementerian Sosial, dan stimulus subsidi gaji yang dikelola oleh Kementerian Ketenagakerjaan.
“Saya kira program ini tidak sendirian, seperti program bantuan sosial yang dikelola oleh Kemensos cukup banyak dana yang digelontorkan dan juga ada stimulus bantuan pekerja, dan banyak program lain yang saya kira uang banyak yang mengelontor kebawah sehingga memperkuat daya beli,” pungkasnya.
Advertisement