Liputan6.com, Bandung Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam rujukan Rumah Sakit Khalisah Cirebon. Bayi kembar siam tersebut lahir prematur dengan operasi sesar (sectio secarea) tanggal 7 Februari 2021. Mereka mengalami pendempetan di dada bagian bawah dengan perut (thoraco omphalophagus).
Ketua Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSHS Bandung Dikki Drajat Kusmayadi, menjelaskan pendempetan bayi kembar siam asal Cirebon yaitu dinding perut, dinding dada termasuk tulang dada depan dan lengkung tulang iga bagian tengah. Namun, dempetan yang dianggap berat yaitu dua liver yang menyambung.
Advertisement
"Liver kiri dan liver kanan seperti tidak ada batasan, tersambung selebar 4 Centimeter dan tebal 2 Centimeter. Jadi dari atas bawah itu bersatunya 4 Centimeter, ketebalannya 2 Centimeter. Jadi yang agak kompleks sebenarnya pemisahan livernya, kalau pemisahan kulit, otot, itu tidak masalah lah. Tulang juga tidak terlalu masalah," ujar Dikki kepada Liputan6.com melalui telepon pada Jumat, 12 Februari 2021.
Dikki menyebutkan temuan pada saat operasi, terdapat pendempetan di dinding perut dan dada. Untuk di organ liver terdapat dempet dengan pembuluh darah yang menyilang yang menghubungkan satu liver dengan lainnya. Kemudian pricardium atau selaput pembungkus kedua jantung dempet di daerah ujung jantung.
Dikki menjelaskan tindakan operasi pemisahan bayi kembar siam dengan berat badan gabungan 3.000 gram ini dilakukan, karena kondisi kesehatan satu bayi tersebut mengalami perburukan mengarah ke kematian. Maka harus dioperasi pemisahan secara emergency (emergency separation).
"Tanggal 11 Februari 2021 pagi-pagi hari ke lima satu bayi terjadi henti jantung. Kemudian dilakukan resusitasi dan diputuskan untuk segera operasi emergency. Tujuannya untuk penyelamatan kalo bisa keduanya. Satu bayi sudah dinyatakan meninggal sebelum mulai operasi," kata Dikki.
Salah Satu Bayi Meninggal Sebelum Operasi
Bayi yang meninggal dunia sebelum dilaksanakan operasi pemisahan, sebelumnya mengalami sesak napas dan dipasang selang napas. Namun akhirnya gerak jantungnya berhenti dan harus segera dioperasi.
Untuk bayi yang kondisinya berhasil bertahan kini tengah dirawat secara intensif ditangani oleh dokter anak. Salah satunya sebut Dikki, soal penanganan asupan gizi yang sebelumnya sudah dilakukan sejak pra operasi pemisahan melalui infus.
"Kondisi ideal bayi kembar siam untuk dilakukan operasi pemisahan di usia 8 bulan atau 1 tahun. Tujuannya agar data - data organ dalam seperti pembuluh darah yang bersatu jelas dulu dan bayi lebih kuat atau toleran terhadap operasi besar dan kompleks," ucap Dikki.
Dikki menerangkan bayi kembar siam Cirebon ini dirujuk ke RSHS usai dua hari kelahiran, tepatnya Senin, 8 Februari 2021. Langsung dirawat di ruang NICU untuk stabilisasi kondisi pasien.
Tim penanganan bayi kembar siam RSHS yang terdiri dari dokter spesialis dari berbagai disiplin ilmu segera mengevaluasi pasien. Dokter spesialis anak secara langsung menangani stabilisasi pasien.
"Sedangkan dari bagian radiologi melakukan pemeriksaan awal USG untuk mengevaluasi kemungkinan organ apa saja yang dempet. Ditemukan liver yang dempet, sedangkan jantung masing - masing terpisah. Demikian juga organ-organ dalam lain masing-masing punya," ungkap Dikki.
Rencananya sebelum diputuskan operasi pemisahan darurat, Dikki masih banyak pemeriksaan yang lebih kompleks sperti CT scan, echo cardiogram dan lainnya. Tetapi pemeriksaan tersebut belum sempat dilakukan, karena bayi harus dilakukan operasi pemisahan secara emergency
.
Advertisement