Bola Ganjil: Sukses Juventus Memeras Talenta Veteran hingga Tetes Keringat Terakhir

Juventus dikenal piawai memaksimalkan talenta para veteran. Simak kisahnya.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 13 Feb 2021, 00:30 WIB
Andrea Pirlo datang ke Juventus di usia senja dan memenangkan banyak gelar. (AFP PHOTO / GIUSEPPE CACACE)

Liputan6.com, Jakarta - Juventus menggemparkan dunia pada musim panas 2018. Bianconeri sukses merekrut salah satu pemain terbaik sepanjang masa Cristiano Ronaldo dari Real Madrid.

Tentu dana yang mereka keluarkan tidak sedikit. Juventus bahkan dikabarkan mendapat aliran dana dari FIAT, perusahaan otomotif yang dekat dengan klub, untuk mendatangkan Ronaldo.

Namun investasi tersebut dinilai sepadan. Meski sudah berusia 33 tahun, Ronaldo menunjukkan kematangan seiring bertambahnya usia.

Terlebih sepak bola Italia tidak terlalu mengedepankan kecepatan. Ronaldo dipercaya bakal mampu menyumbang gol dan mempersembahkan prestasi bagi klub.

Selain itu, Juventus juga dikenal piawai memaksimalkan talenta para veteran hingga tetes keringat terakhir.

Load More

Saksikan Video Juventus Berikut Ini


Sejak 1930

Logo baru Juventus

Ronaldo bukanlah sosok 'berumur' yang didatangkan Juventus. Klub berbasis Turin ternyata sudah menerapkan praktik ini hampir satu abad lalu.

Pada 1930, Luis Monti lepas dari radar klub peminat meski baru saja membantu Argentina masuk final Piala Dunia edisi pertama. Pasalnya, dia kelebihan berat dan mulai menunjukkan penurunan permainan di usia 29 tahun akibat permainan agresif bersama Huracan, Boca Juniors, San Lorenzo, serta timnas.

Namun Juventus mengabaikan hal tersebut. Mereka bersabar dan mengembalikan kebugaran Monti selama sebulan sebelum menurunkannya.

Pendekatan tersebut terbukti efektif. Monti membela Juventus hingga berumur 38 tahun dan membantu klub merebut empat Scudetto beruntun. Dia juga juara Piala Dunia 1934 setelah merepresentasikan Italia.


Veteran dari Rival

Logo dan ilustrasi Juventus. (AFP/Marco Bertorello)

Juventus juga memulihkan talenta lain dari Amerika Selatan ketika mendatangkan Jose Altafini dari Napoli pada 1972. Altafini pertama kali tiba di Italia bersama AC Milan tahun 1958. Dia menjalani tujuh musim sukses di San Siro sebelum memperkuat Napoli dalam periode sama.

Berusia 32 tahun, Altafini diprediksi bakal menghabiskan musim-musim terakhir di Swiss sebelum Juventus meminang.

Mereka mengubahnya sebagai pemain cadangan super dan mencetak banyak gol penting meski tidak menjadi starter, di antaranya yang membantu Juventus menjuarai Liga Italia 1973 dan 1975.

Ketika Altafini pergi di usia 36 tahun, Juventus kembali melakukan trik dengan memboyong striker 32 tahun Roberto Boninsegna dari Inter Milan.

Transfer ini juga sukses. Boninsegna jadi top skor klub pada musim debut dan mempersembahkan gelar Liga Italia serta Piala UEFA. Dia melanjutkan momentum dan merebut titel Scudetto di tahun berikutnya, sebelum tergusur ke bangku cadangan pada musim ketiga.


Bentuk Starting XI

ilustrasi Juventus (Trie Yas/Liputan6.com)

Saking banyaknya kisah sukses, Juventus bahkan bisa membentuk tim dari pemain veteran. Selain yang sudah disebut, Dino Zoff (direkrut pada usia 32 tahun), Patrice Evra (33), Fabio Cannavaro (30), Andrea Pirlo (32), dan Roberto Boninsegna (32) merupakan nama-nama yang tetap memberi kontribusi positif bagi Bianconeri meski sudah berkepala tiga.

Tentu Juventus tidak melulu sukses dalam menjalankan praktik ini. Giuliano Sarti, Luca Toni, Fabio Grosso, Pietro Vierchowod, Alessandro Altobelli, dan Luca Fusi adalah beberapa sosok familiar yang gagal bersinar saat membela Juventus pada penghujung karier.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya