Investor Antisipasi Stimulus COVID-19, Wall Street Perkasa

Pada penutupan perdagangan wall street, Jumat, 13 Januari 2021, indeks saham Dow Jones menguat 27,7 poin atau 0,1 persen ke posisi tertinggi terbaru.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Feb 2021, 06:11 WIB
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada penutupan perdagangan saham Jumat pekan ini sehingga kembali sentuh rekor. Hal ini seiring investor menanti stimulus COVID-19.

Pada penutupan perdagangan wall street, Jumat, 13 Januari 2021, indeks saham Dow Jones menguat 27,7 poin atau 0,1 persen ke posisi tertinggi terbaru.  Indeks saham Dow Jones ke posisi 31.458,4. Indeks saham S&P 500  naik 0,5 persen ke posisi 3.934,83 dan indeks saham Nasdaq naik 0,5 persen ke posisi 14.095,47

Indeks saham utama di AS cenderung naik moderat selama sepekan. Mengawali Februari dengan reli kuat, kemudian mengambil jeda sejenak. Pada pekan ini, indeks saham Dow Jones naik 1 persen. Sementara itu, indeks saham S&P 500 menguat 1,2 persen dan indeks saham Nasdaq mendaki 1,7 persen.

Pada perdagangan saham menjelang akhir pekan, saham Disney melemah 1,7 persen setelah perusahaan melaporkan pertumbuhan yang kuat dalam pelanggan streaming berbayar. Disney menyatakan sekarang memiliki hampir 95 juta pelanggan berbayar di layanan streaming Disney+.

Wall street menguat sepanjang Februari karena investor berharap untuk pembukaan kembali ekonomi dan tambahan stimulus COVID-19. Sepanjang Februari, indeks saham Dow Jones sudah naik 4,9 persen. Sementara itu, indeks saham S&P 500 menguat 5,9 persen dan indeks saham Nasdaq menanjak 7,8 persen.

Sektor siklikal yang paling sensitive terhadap kenaikan ekonomi memimpin reli sepanjang Februari. Sektor saham energi telah naik lebih dari 13 persen pada Februari. Diikuti sektor saham keuangan dan bahan baku.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Program Vaksinasi COVID-19

Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Selain itu, Presiden AS Joe Biden menyatakan kalau pemerintahannya telah mendapatkan kesepakatan untuk 200 juta dosis lagi vaksin COVID-19 dari Moderna dan Pfizer sehingga total menjadi 600 juta. Ia menambahkan, AS akan memiliki cukup pasokan untuk 300 juta orang AS pada akhir Juli 2021.

"Antara perbaikan medis dan ekonomi yang sedang berlangsung, pasar terus mengharapkan 2021 jauh lebih baik dan itu telah mendukung harga,” ujar Chief Investment Officer Commonwealth Financial Network, Brad McMillan, seperti dilansir dari CNBC, Sabtu (13/2/2021).

Ia menuturkan, penghasilan kuartal IV juga jauh di atas harapan. “Analis sekarang menyesuaikan perkiraan pendapatan 2021 ke atas,” kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya