Joe Biden: Warga AS Diimbau Keras Pakai Masker COVID-19 Sampai Tahun 2022

Pada hari Kamis, 11 Februari 2021, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menekankan pentingnya mengenakan masker hingga setidaknya sampai tahun 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Feb 2021, 08:00 WIB
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden menerima suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 di Rumah Sakit Christiana di Newark, Delaware, Senin (21/12/2020). Peristiwa ini disiarkan secara langsung oleh televisi untuk meyakinkan publik AS tentang keamanan vaksin Covid-19. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Liputan6.com, D.C - Pada hari Kamis, 11 Februari 2021, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menekankan pentingnya mengenakan masker hingga setidaknya sampai tahun 2022, sebagai upaya untuk mencegah penularan COVID-19.

Dikutip dari New York Post, Sabtu (13/2/21), Biden mengatakan kepada wartawan selama kunjungan ke kompleks National Institutes of Health bahwa ia tidak akan melepas maskernya meskipun ia berdiri lebih dari tiga meter dari Dr. Anthony Fauci dan Dr. Francis Collis, Direktur dari NIH.

"Anda tahu bahwa memakai masker ini sampai tahun depan di sini dapat menyelamatkan nyawa - sejumlah besar nyawa," kata Biden.

Ia juga minta maaf apabila para wartawan yang datang tidak bisa mendengarnya dengan jelas. "Jadi saya minta maaf jika Anda tidak mendengar saya sejelas Anda, mungkin Anda bisa."

"Januari 2021 adalah bulan paling mematikan yang pernah kami alami. Kami kehilangan lebih dari 100.000 - 100.000 warga negara kami. Kami berada di jalur yang tepat untuk melewati 500.000 orang Amerika yang tewas bulan depan ini," jelasnya.

"Strain baru yang muncul menciptakan tantangan besar, dan penyamaran masih merupakan hal termudah untuk dilakukan untuk menyelamatkan nyawa. Tapi kita butuh semua orang untuk menutupi."

Biden juga sadar bahwa situasi ini menyebalkan. Namun, ia tegaskan bahwa ini merupakan tanggung jawab masyarakat Amerika Serikat sebagai aksi patriotik. "Saya tahu itu menyebalkan, tapi itu tanggung jawab patriotik. Kami sedang berperang dengan virus ini. Itu adalah tanggung jawab patriotik - tidak hanya jika Anda peduli dengan keluarga Anda, jika Anda peduli dengan sesama orang Amerika."

Load More

Tujuan Akhir Adalah

Presiden Joe Biden saat berada pertamanya di Ruang Oval, Gedung Putih di Washington, Rabu (20/1/2021). Pada hari pertamanya menjabat, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menandatangani sejumlah tindakan eksekutif di Gedung Putih. (AP Photo/Evan Vucci)

Dalam tiga minggu pertama masa jabatan Biden, 26 juta suntikan vaksin sudah diberikan, secara cepat melampaui tujuannya untuk memberikan 100 juta dosis pada 100 hari pertamanya.

"Baru sore ini, kami menandatangani kontrak akhir untuk 100 juta lebih Moderna dan 100 juta lebih vaksin Pfizer. Dan kami juga dapat meningkatkan tanggal pengiriman dengan tambahan 200 juta vaksin hingga akhir Juli - lebih cepat dari yang kami harapkan," jelas Biden pada Kamis 11 Januari.

"Itu berarti kita sekarang berada di jalur yang tepat untuk memiliki cukup pasokan untuk 300 juta orang Amerika pada akhir Juli.”

Selain itu, Biden juga mengatakan bahwa pemerintah sejauh ini telah memberikan 41 triliun rupiah pada 37 negara bagian, wilayah dan suku dalam upaya untuk mendukung pusat vaksinasi.

"Poin kemajuan lainnya adalah kami mengerahkan lebih banyak vaksinasi. Kami sekarang mengizinkan pensiunan dokter dan perawat untuk kembali dan memberikan suntikan," jelasnya.

Biden katakan bahwa tujuan akhir dari semua upaya ini adalah untuk "mengalahkan COVID-19".

 

Repoter : Paquita Gadin


Infografis Waspada 5 Gejala Covid-19 pada Anak

Infografis Waspada 5 Gejala Covid-19 pada Anak. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya