Mengenal AMFPA dari Pelukis Disabilitas Faisal Rusdi

Disabilitas fisik yang disandang Faisal Rusdi tidak menghalanginya dalam berkarya. Pelukis yang menggunakan mulut dalam membuat karya ini membuktikan bahwa selalu ada potensi dalam diri setiap orang.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Feb 2021, 09:00 WIB
Pelukis Disabilitas Faisal Rusdi. Bandung, 12/2/2021. (Foto: Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Memiliki Disabilitas fisik tidak menghalangi Faisal Rusdi dalam berkarya. Pelukis yang menggunakan mulut dalam membuat karya ini membuktikan bahwa selalu ada potensi dalam diri setiap orang.

Karier melukisnya dimulai sejak 1996, tapi kecintaannya terhadap seni lukis sudah terlihat sejak kecil. Menurutnya, melukis bukan sekadar penyaluran hobi dan mengisi waktu luang. Namun, melukis adalah sarana penyaluran emosi dan sumber mata pencaharian.

Terhitung sejak September 2002, pria dengan cerebral palsy (lumpuh otak) ini telah bergabung dengan Association of Mouth and Foot Painting Artists (AMFPA) yakni asosiasi yang mengumpulkan para pelukis yang menggunakan mulut dan kaki yang berpusat di Swiss.

“Di asosiasi tersebut akhirnya kami bisa mandiri secara finansial karena kami semacam diberi gaji dari karya-karya kami,” ujar Faisal kepada Disabilitas Liputan6.com ketika ditemui di kediamannya di Kiaracondong, Bandung, Jumat (12/2/2021).

Lukisan-lukisan karya Faisal tidak dibeli secara fisik melainkan repro atau hanya difoto dan dibeli hak ciptanya untuk kemudian dijadikan kartu ucapan, dicetak di mug, sampul buku, dan pernak-pernik lainnya.

“Kalau ada yang mau beli lukisan saya yang sudah direpro, saya pastikan orang yang membelinya tidak boleh mencetak ulang karena hak ciptanya sudah milik AMFPA.”

Simak Video Berikut Ini


Syarat Masuk AMFPA

Bergabung dengan AMFPA bukan lah hal yang sederhana. Ada beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi. Selain para pelukis AMFPA harus melukis dengan kaki dan mulut, mereka juga harus melewati proses seleksi.

“Contohnya, waktu itu saya diminta mengirimkan minimal 10 karya asli berikut juga melampirkan surat keterangan dokter untuk memastikan bahwa kedua tangan saya tidak berfungsi secara optimal.”

Selain karya yang diseleksi harus lolos, usia pelukis pun dipertimbangkan. Para pelukis mulut dan kaki yang hendak bergabung dengan AMFPA harus berusia 17 tahun ke atas.

Setelah memenuhi segala persyaratan, selang beberapa kemudian ia mendapatkan surat pernyataan diterima dan surat kontrak kerja selama 3 tahun. Selama bekerja, AMFPA akan memantau perkembangan karya-karya para pelukisnya.

Asosiasi tersebut juga menggunakan sistem level atau jenjang kerja mulai dari sundent member, associate member, dan full member.

Dalam satu tahun, para anggota harus mengirimkan minimal 6 lukisan asli.

“Nanti kan dinilai oleh para juri yang terdiri dari profesor seni di Swiss. Jadi mereka profesional tidak melihat karena kasihan tapi tetap karya kita yang dilihat secara detail,” pungkasnya.  


Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta

Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya