Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 dalam posisi tren yang membaik. Sebab, jika dilihat secara kuartal ekonomi domestik terus mengalami perbaikan.
"Meski di kuartal IV kontraksi minus 2,19 persen tapi kalau kita liat kuartal sebelumnya tren ini membaik," kata dia dalam acara ngorbol bareng alumni lima, Sabtu (13/2/2021).
Advertisement
Seperti diketahui pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020 tercatat minus sebesar 5,32 persen. Kemudian membaik pada kuartal III-2020 yang tercatat minus 3,49 persen.
Perbaikan kembali ditujukan pada kuartal IV-2020 sebesar minus 2,19 persen. Dengan demikian secara keseluruhan ekonomi domestik tercatat sebesar minus 2,07 persen.
Menkop Teten mengahrapkan tren pemulihan ekonomi ini akan terus berjalan hingga 2021. Di mana pemerintah sendiri sudah menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 4-5 persen hingga akhir tahun.
"Kuncinya menyelesaikan Covid-19. Kita perlu sukseskan program vaksinasi karena game cahanger dari ekonomi, kita juga harus menerapkan protokol kesehatan. Kalau kita bekerjasama kita bisa atasai covid ini lebih cepat," jelas dia.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BI: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lebih Baik dari Eropa dan AS
Direktur Dapartemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, Prijono mengakatakan, pertumbuhan ekonomi domestik pada 2020 masih lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara mitra dagang Indonesia. Ekonomi Tanah Air pada tahun lalu tercatat kontraksi minus 2,07 persen.
"Ini merupakan tahun yang pertumbuhannya negatif tapi tentunya kontraksi ini tidak hanya dialami oleh Indonesia saja kita bisa melihat beberapa negara mitra dagang kita (juga terkontraksi)," ujarnya dalam acara Sosialisasi Brand Ekonomi Syariah dan Panduan Penggunaanya, secara virtual, Rabu (10/2/2021).
Misalnya saja, mitra dagang Eropa terkontraksi cukup dalam yakni mencapai minus 6,4 persen. Kemudian Hongkong terkontraksi 6,1 persen, dan tetangga Singapura juga mengalami kontraksi dalam yakni 5,8 persen.
"Negara Paman Sam kontraksi, Korea juga sama meskipun juga ada beberapa negara yang cukup besar yang masih mengalami positif meskipun itu rendah. misalkan China masih tumbuh positif 2,3 persen sementara itu Vietnam sekitar 2,9 persen," jelas dia.
Dia mengatakan, dengan perbandingan pertumbuhan ekonomi dari beberapa negara mitra dagang tersebut, maka pemerintah dan Bank Indonesia sama sekali tidak pesimis dengan pelemahan terjadi di Tanah Air. Dia pun berharap tahun ini bakal terjadi pemulihan, seiring dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
"Kita tidak perlu pesimis melihat data pertumbuhan itu. Kita semua mengharapkan bahwa dapat meningkatkan berbagai upaya dan kecepatan dalam beradaptasi untuk menyikapi kondisi yang penuh dengan tantangan dan tentunya dengan keterbatasan yang ada," jelas dia.
Advertisement