Liputan6.com, Jakarta Selamat Hari Valentine! Bagi yang tak merayakannya, santai saja. Anggaplah 14 Februari sebagai pengingat untuk saling mengasihi kepada keluarga, pasangan, teman, dan sesama. Valentine indentik dengan cinta dan romantisme.
Bisa jadi, sejumlah lagu cinta baik dari mancanegara atau negeri sendiri telah Anda susun di daftar putar. Jangan salah, musisi Tanah Air kalau menulis lagu cinta, “racun”-nya tak kalah menyengat.
Baca Juga
Advertisement
Laporan khas Showbiz Liputan6.com menyambut Valentine 2021 menampilkan 6 lagu pop Indonesia romantis untuk Anda. Musik dan lirik memang urusan selera. Coba dengarkan di jalur legal dan yuk, bagikan cinta untuk sesama.
1. Tak Bisa Ke Lain Hati (KLa Project, 1992)
“Bulan merah jambu luruh di kotamu. Kuayun sendiri langkah-langkah sepi, menikmati angin menabuh daun-daun.” Lirik seindah puisi, aransemen anggun tanpa terasa menye-menye membuat KLa Project ikon romantis dekade 1990-an.
Katon Bagaskara, Lilo, dan Adi Adrian menjawab kritik Menteri Penerangan Harmoko soal pop ngek-ngok dengan lagu yang kemudian disebut pop kreatif. Lagu sepanjang 5 menit 26 detik ini tak membosankan. Inilah standar emas yang susah diikuti musisi setelahnya.
Advertisement
2. Kala Cinta Menggoda (Chrisye, 1997)
Kata orang cinta pada pandangan pertama susah diungkap dengan kata. Guruh Soekarnoputra melukiskannya dalam lirik lugas, sederhana, dan diksi yang bisa dicerna semua kalangan. “Maka izinkanlah aku mencintaimu, atau bolehkah aku sekadar sayang padamu,” tulisnya.
Dibalut aransemen pop etnik plus disisipi lirik berbahasa Jawa dari tembang “Wuyung” di pertengahan, tema lagu yang berpotensi jadi picisan ini terdengar berkelas. Kolaborasi Guruh dan Chrisye memang tak pernah gagal.
3. Bahasa Kalbu (Titi DJ, 1999)
Cinta butuh komitmen dua pihak. “Bahasa Kalbu” salah satu tembang soal komitmen paling indah yang pernah dibuat. Ditulis keroyokan Dorie Kalmas, Andi Rianto, dan Titi DJ, lirik yang ditakik dari sudut pandang orang pertama laksana rayuan maut.
“Percayalah, hanya diriku paling mengeri kegelisahan jiwamu kasih dan arti kata kecewamu,” kata Titi. Inilah strategi promosi diri level Sang Dewi. Tak terdengar persuasif karena Titi melantun dengan lembut. Namun siapa yang tak luluh mendengar bujuk rayunya?
Advertisement
4. Tak 100 Persen (Yovie Widianto dan Astrid, 2005)
Inilah lagu cinta berbalut jaz klasik dengan tema superlangka. Yovie Widianto menulis lirik soal permintaan restu dari anak ke orangtua, yang menilai sang pacar tak 100 persen memenuhi kriteria ayah bunda. Lirik brilian ini ditingkahi teknik vokal Astrid yang terdengar manja.
“Oh ayah, dia baik dan sangat menarik. Penuh perhatian dan sayang, padaku selama ini,” pinta Astrid. Yovie paham, selain orangtua, restu Tuhan tak kalah penting. Di akhir lagu, Astrid melantun, “Oh Tuhan semoga dia benar adanya kekasih yang terbaik untukku.”
5. Jangan Cintai Aku Apa Adanya (Tulus, 2014)
Janji untuk menerima pasangan apa adanya di ribuan lagu cinta digugat Tulus lewat lagu ini. Bukankah cinta diciptakan untuk membuat sepasang anak manusia menjadi lebih baik dari sebelumnya? Lantas mengapa menerima anak orang apa adanya?
Nomor penutup dari album Gajah ini sukses mengubah sudut pandang generasi Instagram dalam menjalani hubungan. Cinta mestinya membuat dua insan makin maju, karena itu, “Tuntutlah sesuatu biar kita jalan ke depan.”
Advertisement
6. Film Favorit (Sheila on 7, 2018)
Jodoh itu dicari, bukan dinanti. Berusahalah menaklukkan hatinya. Andai gagal, setidaknya Anda pernah mencoba. Eros Chandra menjadikan nasihat klise ini lagu berlirik unik. Ia sadar, yang bukan pencinta sinema pun pasti pernah menonton dan punya film favorit.
Dari premis ini lirik diracik. Meski saat ini Anda pemeran pendukung dalam hidup si dia, berusahalah. Siapa tahu ikhtiar mengantar Anda memenangkan hatinya. Sama seperti di film favoritmu, semua cara akan kucoba. Walau peran yang aku mainkan Bukan pemeran utamanya…