Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan tidak ada kenaikan tarif tol ketika teknologi bayar tol tanpa berhenti (nirsentuh) atau Multi Lane Free Flow (MLFF) diterapkan.
Pernyataan tersebut sekaligus menjawab pertanyaan terkait gugatan dari Forum Komunikasi Rakyat Indonesia (Forkorindo) ke PTUN Jakarta dengan nomor perkara 37/G/2021/PTUN.JKT. Forkorindo meminta pengadilan untuk membatalkan Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR tanggal 31 Oktober 2019 tentang persetujuan Roatex Ltd Zrt (Hungaria) sebagai Badan Usaha Pemrakarsa Pengadaan Infrastruktur MLFF.
Advertisement
"Itu tidak akan membebani masyarakat, karena tidak ada kenaikan tarif apa-apa kalau mau memakai ini," ujar Menteri Basuki dalam kunjungan kerja ke proyek P3-TGUI di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Minggu (14/2/2021).
Menurut dia, tarif tol tidak akan dikenai biaya tambahan dengan adanya proyek MLFF, sebab itu bukan merupakan bentuk investasi. Di sisi lain, pengguna jalan tol justru akan menerima benefit berupa efisiensi.
"Ini kan untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat supaya kita lewat tol tidak berhenti. Kalau orang keluar negeri enggak ada lagi orang bayar tol. Orang lewat cuman ting aja," tuturnya.
Dijelaskan Menteri Basuki, proyek bayar tol tanpa berhenti atau MLFF ini nantinya akan diimplementasikan secara bertahap. Terutama di ruas jalan tol di kota-kota besar seperti Jakarta.
"Setahun ini baru mau dikerjakan. Di perkotaan dulu (sebagai pilot project), terutama di Jakarta," tukas Menteri Basuki.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bayar Tol Tanpa Berhenti Bakal Diuji Coba di 41 Ruas Tol
Sebelumnya, Kementerian PUPR melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) tengah mengembangkan sistem transaksi bayar tol non tunai nirsentuh berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) atau bayar tol tanpa berhenti pada tahun ini. Ditargetkan, 41 ruas tol bakal diuji coba setelah konstruksi sistem ini kelar.
"Jadi 41 ruas itu pas setelah konstruksi selesai, ini kan konstruksi tahun ini rencananya 2021 selesai mungkin katakanlah pertengahan 2022 itu, 41 ruas itu paling tidak sudah bisa paling tidak kan uji coba dulu," ujar Anggota BPJT Unsur Akademisi Eka P Anas dalam konferensi pers virtual BPJT, Selasa (2/2/2021).
Adapun, 41 ruas tersebut diutamakan terletak di kawasan Jabodetabek, ruas Jakarta-Cikampek, Tol Trans Jawa, dan Bali.
"Terutama yang meliputi 80 persen dari trafik termasuk tol di Jabodetabek, Jakarta-Cikampek, Jakarta-Tangerang dan seterusnya, lalu Trans Jawa, Surabaya dan Semarang," kata Eka.
Adapun, Roatex Ltd. resmi ditunjuk sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP) Kerjasama Pemerintah dangan Badan usaha untuk menjalankan proyek sistem transaksi tol nontunai nirsentuh ini, melalui Surat Penetapan Menteri PUPR Nomor: PB.02.01-Mn/132 tanggal 27 Januari 2021.
Rencananya, teknologi yang akan diterapkan berbasis GNSS (Global Navigation Satelite System) yang merupakan teknologi paling mutakhir dalam sistem transaksi Nontunai Nirsentuh berbasis MLFF. Teknologi ini telah sukses diterapkan di Hungaria selama lebih dari 7 tahun terakhir, yang dikelola oleh Hungarian Toll Services Company (NUZs).
Di Hungaria, solusi ini selain memudahkan pengguna jalan karena melalui jalan tol tanpa hambatan, juga dapat meningkatkan efisiensi dan pendapatan tol, serta mengurangi tingkat kemacetan pada jam-jam padat.
Advertisement