Pelaku Pasar Menanti IPO Unicorn di Pasar Modal RI

Managing Director and Head of Equity Capital Market PT Samuel International Harry Su menuturkan, perusahaan rintisan berstatus unicorn untuk menggelar IPO menarik untuk pasar modal Indonesia.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Feb 2021, 18:22 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) perusahaan rintisan berstatus unicorn dinilai akan menarik dan ditunggu pelaku pasar modal. Hal ini seiring kabar perusahaan rintisan berstatus unicorn akan menggelar IPO di pasar modal Indonesia.

Managing Director and Head of Equity Capital Market PT Samuel International Harry Su menuturkan, perusahaan rintisan berstatus unicorn untuk menggelar IPO menarik untuk pasar modal Indonesia. Hal ini karena  pandemi COVID-19 yang terhadi membuat banyak hal tergantung dengan teknologi.

"Hanya yang menjadi tantangan adalah adanya lebih ke banyak pemain-pemain baru sehingga memperketat persaingan,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Minggu (14/2/2021).

Harry menuturkan, selama ini belum ada perusahaan rintisan berstatus unicorn yang mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di sisi lain, perusahaan tersebut dinanti pelaku pasar.

"Menarik. Selama ini belum ada yang besar yang melantai di bursa, dan itulah yang ditunggu pasar. Saya rasa memang sudah lama ditunggu oleh pasar,” tutur dia.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Samsul Hidayat mengatakan, perusahaan rintisan unicorn terutama bergerak di e-commerce memang sedang naik daun. Perusahaan rintisan tersebut memanfaatkan teknologi untuk menjalankan kegiatan usahanya.

Untuk mengembangkan usaha, Samsul menuturkan, perusahaan tersebut juga membutuhkan pendanaan. Untuk mendapatkan pendanaan itu bisa beragam mulai dari perbankan, tambah modal dari pemodal yang sudah ada, mencari private partner, dan penawaran saham perdana atau IPO.

"IPO salah satu cara yang bisa digunakan untuk modal kerja perusahaan tersebut,” kata Samsul saat dihubungi Liputan6.com.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Bakal Dongkrak Kapitalisasi Pasar Saham

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, Samsul mengatakan, ketika perusahaan unicorn melakukan IPO harus meyakinkan investor mengenai rencana bisnis dan pengembangan usaha ke depan. Hal ini mengingat bursa saham Indonesia belum ada perusahaan unicorn yang menggelar IPO. Selain itu, teknik valuasi yang akan digunakan juga berbeda dengan perusahaan konvensional.

"Karena ada company ini belum untung. Jadi mereka harus meyakinkan investor. Misalkan 3-4 tahun setelah IPO akan seperti apa. Rencana bisnis mereka bagaimana. Memanfaatkan dana yang diperoleh seperti apa. Faktor risiko yang dihadapi perusahaan,” kata dia.

Meski demikian, Samsul menuturkan, pasar modal membutuhkan produk baru sehingga kalau perusahaan unicorn ada yang menggelar IPO akan membuat pasar saham Indonesia menarik, dan kapitalisasi pasar juga meningkat.

"Misalkan ada lima perusahaan unicorn yang IPO itu bisa tambah market cap. Market cap kita sekarang Rp 7.000 triliun,” ujar Samsul.

Adapun unicorn merupakan perusahaan-perusahaan rintisan yang memiliki valuasi USD 1 miliar.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya