Bola Ganjil: Petualangan Tunggal Cesena di Pentas Eropa

Simak kisah Cesena, klub kecil dari Italia, yang mampu merebut tiket kompetisi Eropa.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 15 Feb 2021, 00:30 WIB
Simak kisah Cesena, klub kecil dari Italia, yang mampu merebut tiket kompetisi Eropa. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Berada di bawah bayang-bayang Bologna dan Parma, klub rival dari Emilia Romagna, Cesena merupakan salah satu klub yo-yo dari Italia. Mereka kadang terlalu kuat untuk Serie B, tapi tidak mampu memantapkan posisi di Serie A.

Cesena tentu tidak perlu malu dengan status tersebut melihat ukuran klub dan minimnya sejarah.

Mereka pertama kali promosi ke Serie A pada 1973, hanya lima musim setelah naik kasta di Serie B.

Piawai dalam mengatur anggaran minim membantu klub tidak langsung terdegradasi. Cesena meminjam Giuseppe Zaniboni dan Gianluigi Savoldi dari Juventus untuk memperkuat skuat. Mereka juga mendatangkan gelandang berpengalaman Cagliari Pierluigi Cera.

Kehadiran nama-nama tersebut membuat Cesena disiplin dalam bermain. Mereka sukses menduduki posisi 11 di klasemen akhir pada dua musim beruntun.

Capaian tersebut meyakinkan manajemen untuk mengambil langkah berbeda pada musim panas 1975.

Load More

Saksikan Video Berikut Ini


Membangun Skuat

BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Cesena sukses membujuk duo Lazio Giancarlo Oddi dan Mario Frustalupi untuk bergabung setelah meraih Scudetto pada tahun sebelumnya. Mereka juga merekrut Giorgio Mariani yang tidak mendapat tempat di Inter Milan.

Peningkatan kualitas dalam skuat meningkatkan performa tim. Cesena hanya kalah sekali pada paruh pertama musim. Mereka berkutat di peringkat empat hingga tujuh klasemen.

Beberapa hasil impresif dipetik, yakni kemenangan 2-1 masing-masing atas AC Milan dan Juventus di kandang sendiri. Cesena juga mengimbangi tuan rumah Juventus 3-3 meski sempat unggul 3-3.

Cesena menuntaskan musim dengan mengimbangi Torino. Hasil 1-1 membantu kedua klub meraih prestasi. Torino mengamankan gelar dengan Cesena mengungguli Bologna untuk menempati posisi enam dan merebut tiket kompetisi Eropa.


Digerogoti Raksasa

ilustrasi BOLA GANJIL (Liputan6.com/Abdillah)

Seperti klub kecil lain yang memetik kesuksesan mendadak, Cesena merasakan dampak negatif capaian tersebut. Klub besar dan kaya mencomot talenta-talenta terbaik mereka.

Bek muda berbakat Luigi Danova dipinang Torino. Striker Giovanni Urban dibeli Genoa, dengan rekannya di lini depan Giuliano Bertarelli dan gelandang Sergio Zuccheri diboyong Fiorentina.

Keadaan tersebut membuat Cesena pincang dan langsung terlihat di awal kompetisi. Selain terpuruk di Serie A, mereka juga tidak berdaya menghadapi Magdeburg dari Jerman Timur pada Piala UEFA.

Oddi mendapat kartu merah di menit pertama pertandingan pembuka. Berusaha tampil solid di 89 menit sisa, mereka tetap tumbang 0-3.

Cesena berusaha mengejar dan unggul 2-0 di awal babak kedua. Namun harapan membalas akhirnya kandas usai Jurgen Sparwasser mencetak gol bagi Magdeburg, dengan Mariani mendapat kartu merah. Walau mampu membuat satu gol lagi, Cesena akhirnya kalah agregat 3-4.


Berlanjut Degradasi

ilustrasi Sepak Bola (Liputan6.com/Abdillah)

Langsung tersingkir dari Eropa, performa buruk berlanjut di pentas domestik. Cesena akhirnya terdegradasi setelah hanya meraih tiga kemenangan, tertinggal tujuh angka dari batas aman.

Setelah itu Cesena kembali ke Serie A dalam empat kesempatan. Prestasti terbaik usai menempati peringkat enam pada 1975/1976 adalah bertengger di urutan sembilan.

Dengan Italia maksimal bisa mengirim delapan tim ke kompetisi Eropa, Cesena masih memiliki kesempatan untuk mengulang capaian terbaik sepanjang sejarah klub tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya