5 Fakta Terkait Bencana Alam Tanah Longsor di Nganjuk

Akibat tanah longsor yang terjadi pada Minggu, 14 Februari 2021 Selopuro, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sebanyak 23 warga diduga hilang.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 15 Feb 2021, 14:03 WIB
Pada konteks bencana geohidrometeorologi, khususnya tanah longsor, peningkatan ancaman terjadi salah satunya sebagai efek dari perubahan iklim, tetapi terdapat peningkatan yang dipengaruhi kerentanan masyarakat. (Liputan6.com/LIPI)

Liputan6.com, Jakarta - Bencana alam tanah longsor kembali terjadi. Kali ini melanda wilayah Selopuro, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (Jatim).

Akibat tanah longsor yang terjadi pada Minggu, 14 Februari 2021, sebanyak 23 warga diduga hilang. Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jatim Satriyo Nurseno membenarkan kejadian tersebut.

Satriyo mengaku dirinya bersama dua Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Jatim langsung menuju ke Nganjuk untuk cek ke lokasi.

"Laporan yang kami terima menyebutkan bahwa longsor terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, setelah diguyur hujan deras mulai pukul 14.30 WIB," ucap Satriyo, Minggu, 14 Februari 2021.

Ikuti cerita dalam foto ini https://story.merdeka.com/2303605/volume-5

Dan sampai Senin dini hari (15/2/2021), petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih mencari 23 warga Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk yang hingga kini belum ditemukan setelah tanah longsor melanda daerah tersebut.

"Benar (tanah longsor). Kami masih lakukan pencarian," kata Koordinator Tagana Nganjuk Aris Trio Effendi.

Sementara itu, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bencana tanah longsor di Kabupaten Nganjuk dipicu hujan intensitas sedang hingga tinggi.

Berikut fakta-fakta terkait bencana alam tanah longsor yang melanda kawasan elopuro, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk dihimpun Liputan6.com:

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


23 Orang Diduga Hilang

Tercatat ada tujuh jembatan putus akibat bencana banjir dan tanah longsor yang menerjang Lebak Banten di awal 2020 ini.(Liputan6.com/ Yandhi Deslatama)

Sebanyak 23 warga Selopuro, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (Jatim) diduga hilang akibat bencana alam tanah longsor yang terjadi di wilayah setempat.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jatim, Satriyo Nurseno membenarkan kejadian tersebut. Dia mengaku saat ini bersama dua Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Jatim sedang perjalanan menuju ke Nganjuk.

"Informasi yang kita terima 15 orang sudah ditemukan. Masih 23 orang belum ditemukan. Kami belum dapat informasi pasti, kami masih perjalanan ke Nganjuk," ujarnya, Minggu malam, 14 Februari 2021.

"Laporan yang kami terima menyebutkan bahwa longsor terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, setelah diguyur hujan deras mulai pukul 14.30 WIB," sambung dia.

 


Tak Hanya Longsor, Banjir Juga Terjadi

Longsor menyebabkan lahan pekuburan yang berada di daerah yang lebih tinggi itu ambruk ke Jalan Raya Manado – Tomohon. Material berupa tanah, dan batu tumpah ke jalan, yang menyebabkan kemacetan.

Menurut Satriyo, selain bencana alam longsor, Kabupaten Nganjuk juga mengalami musibah banjir di di tiga Kecamatan tengah kota yakni Kecamatan Berbek, Kecamatan Nganjuk, dan Kecamatan Loceret.

"Kami juga menerima laporan banjir terjadi di tiga Kecamatan di Kabupaten Nganjuk yaitu Berbek, Nganjuk, dan Loceret. Di kecamatan Berbek ketinggian air mencapai 2,5 meter. Kemudian ada beberapa warga yang sudah dievakuasi," terang dia.

 


Korban Diduga Hilang Belum Ditemukan

Tim BPBD Kota Batu membersihkan material lumpur yang menutup Jalan Payung karena longsor pada Sabtu (6/2/2021). Para pengendara diimbau waspada saat melintas di kawasan ini (BPBD Kota Batu)

Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, masih mencari 23 warga Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, yang hingga kini belum ditemukan setelah tanah longsor melanda daerah tersebut, Minggu petang, 14 Februari 2021.

"Benar (tanah longsor). Kami masih lakukan pencarian," kata Koordinator Tagana Nganjuk Aris Trio Effendi di Nganjuk, Jawa Timur, Senin dini hari, (15/2/2021).

Tanah longsor di Nganjuk melanda sejumlah rumah warga di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos. BPBD Nganjuk melaporkan kejadian itu mengakibatkan 20 warga setempat hilang dan 14 orang lainnya luka-luka.

 


Penjelasan BNPB

Tim BPBD Kota Batu membersihkan material sisa bencana tanah longsor yang sempat menutup akses jalan raya. Selama sepekan terakhir ini hampir tiap hari terjadi longsor di Kota Batu (BPBD Kota Batu)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan, bencana tanah longsor sekitar pukul 18.30 WIB pada Minggu malam, 14 Februari 2021 di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, terjadi dipicu hujan intensitas sedang hingga tinggi.

"Tanah longsor di Kabupaten Nganjuk dipicu hujan intensitas sedang hingga tinggi yang terjadi pada Minggu malam sekitar pukul 18.30 WIB," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, Senin pagi (15/2/2021).

"Sedangkan di Kabupaten Pasuruan banjir terpantau pada pukul 23.50 WIB," imbuh dia.

 


Ada Warga yang Dirawat dan Mengungsi

Kemensos memberikan total bantuan yang telah disalurkan untuk penanganan bencana tanah longsor di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (10/1/2021). (Foto: Dok. Kemensos)

Musibah tanah longsor terjadi pada Minggu petang, 14 Februari 2021 yang berawal dari hujan deras yang melanda Kabupaten Nganjuk.

Dalam musibah itu, selain terdapat beberapa rumah warga tertimpa material tanah longsor, sebanyak 23 orang hingga kini belum ditemukan. Mereka masih dalam pencarian petugas dibantu warga setempat.

Selain itu, terdapat 14 warga yang dirawat di Puskesmas Ngetos, Kabupaten Nganjuk. Petugas juga mendata warga yang saat ini sudah diungsikan ke rumah Kepala Desa Ngetos. Terdapat 16 jiwa yang saat ini sudah mengungsi.

"Warga yang mengalami luka-luka telah mendapatkan perawatan di puskesmas. Tanah longsor juga mengakibatkan delapan unit rumah warga rusak berat," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati.

BPBD Nganjuk dengan dukungan pihak terkait lainnya melakukan upaya penanganan darurat, seperti pencarian dan evakuasi korban hilang. Selain itu, tim gabungan juga melakukan evakuasi warga terdampak di sekitar lokasi.

"BPBD setempat terus melakukan pemantauan pascabencana dan kaji cepat di lapangan," kata dia.


Petaka Banjir dan Longsor Aceh, Kalsel hingga Sulut

Infografis Petaka Banjir dan Longsor Aceh, Kalsel hingga Sulut. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya