Liputan6.com, Jakarta - Masa bakti Abdullah Azwar Anas sebagai Bupati Banyuwangi akan berakhir pada Rabu, 17 Februari 2021. Bupati Anas telah 10 tahun menorehkan beragam catatan kepemimpinan dalam berbagai sektor, termasuk pariwisata.
Bupati Anas menyampaikan, pihaknya dapat menurunkan angka kemiskinan di Banyuwangi dari 20,4 persen menjadi 7,52 persen. Data kemiskinan itu 'dikeroyok' di kecamatan tertentu, dengan fokus kegiatan tertentu.
Baca Juga
Advertisement
Angka lain yang diungkap Anas adalah income per kapita Banyuwangi yang dahulu di bawah 20 juta, yang juga tertinggal dengan kota-kota lain di Jawa Timur, seperti Malang sudah 20 juta dan Kediri sudah 19 juta. Berbagai upaya ditempuh guna meraih angka yang lebih baik.
"Strategi memberikan proteksi bagaimana pasar-pasar modern kita kendalikan, begitu juga homestay terus tumbuh karena kita halau pendirian hotel bintang 3 ke bawah," kata Bupati Anas dalam Webinar Pengantar Purna Bhakti Bupati Banyuwangi 2010--2021, Senin (15/2/2021).
Ia menambahkan, langkah tersebut agar memberi kesempatan kepada homestay-homestay kecil. Bupati Anas mengakui bahwa mengerjakan hal tersebut bukanlah perkara mudah.
"Saya tidak bayangkan kalau tiba-tiba hotel melati kami izinkan, hotel bujet tiba-tiba berdiri di Kalibaru, sekali berdiri 50 kamar, di Genteng 80 kamar, di Sanggar tiba-tiba berdiri 80 kamar, tiba-tiba saya izinkan hotel melati, teman-teman yang punya hotel lokal pasti dia akan terkubur kesempatannya," lanjut Bupati Anas.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Income Per Kapita Naik
Upaya itu dilaksanakan tidak lain sebagai cara memproteksi Banyuwangi. Dikatakan Bupati Anas, hasilnya, income per kapita Banyuwangi saat ini naik.
"Hasilnya Alhamdulillah income per kapita Banyuwangi sekarang naik, Malang masih 26,17 juta, Kediri 26 juta, Madiun 27 juta, Lamongan 33 juta. Alhamdulillah income per kapita Banyuwangi sekarang 51,8 juta/orang per tahun," jelas Bupati Anas.
Strategi Bupati Anas melarang pendirian hotel melati baru saat masa tugas disambut baik. Salah satunya datang dari Guru Besar Bidang Ilmu Keuangan Daerah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) Malang, Profesor Mohamad Khusaini.
"Ini saya kira cukup bagus untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya homestay yang dimiliki oleh masyarakat setempat," kata Prof. Mohamad Khusaini dalam kesempatan yang sama.
Advertisement