Uskup Agung Tanzania: Doa Saja Tak Cukup Lawan Virus Corona COVID-19

Pendeta gereja katolik Tanzania mengirim surat ke pemerintah yang abai protokol kesehatan dan mengandalkan doa.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 15 Feb 2021, 18:12 WIB
Ilustrasi gambar SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Corona COVID-19, diisolasi dari seorang pasien di AS. Diperoleh 27 Februari 2020 milik National Institutes of Health yang diambil dengan mikroskop elektron transmisi.(AFP/National Institutes Of Health)

Liputan6.com, Dodoma - Uskup agung gereja Katolik di Tanzania mengirimkan surat ke pemerintah yang longgar melawan COVID-19. Saat ini, Presiden Tanzania John Magufuli memiliki kebijakan kontroversial karena mengandalkan doa ketimbang protokol kesehatan. 

Dilaporkan RFI, Senin (15/2/2021), surat itu ditulis Uskup Agung Isaac Manawi Massawe dari Arusha. Ia melihat warga Tanzania sudah mulai santai melawan pandemi COVID-19.

Pemerintah Tanzania juga telah mengklaim pandemi sudah selesai, namun uskup agung tak sepakat.

"Tujuan surat saya adalah mendorong agar tetap waspada dan tetap mengambil langkah waspada sebab Virus Corona masih ada," ujar Isaac Amani Massawe.

Presiden Magufuli sudah menyetop perhitungan COVID-19 di negaranya dan mengandalkan doa ketimbang vaksin dan lockdown. Terkait hal itu, Uskup Agung Massawe berkata doa juga perlu didukung tindakan.

"Berdoa adalah salah satu solusi," ujar Massawe. "Kita telah meminta kepada Tuhan untuk menolong kita melawan pandemi ini, tetapi pada saat yang sama, kita harus melakukan tanggung jawab-tanggung jawab kita," ucapnya.

Ia lantas meminta masyarakat agar kembali taat protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga kebersihan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Load More

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Kontroversi Presiden Tanzania

Presiden Tanzania John Magufuli (AFP/Daniel Hayduk)

Sebelumnya dilaporkan, presiden Tanzania John Magufuli menuai kontroversi karena menolak lockdown. Akan tetapi dia juga menyebar meragukan tentang vaksin COVID-19. 

Penolakan lockdown dan vaksin itu diungkap Presiden Magufuli pada Rabu (27/1) waktu setempat. Ia turut menuduh warga Tanzania dari luar negeri membawa virus.

Magufuli berkata warga Tanzania yang divaksinasi di luar negeri membawa pulang varian baru. Solusi yang ditawarkan adalah perdoa dan menghirup uang agar mendapat perlindungan.

Terkait vaksin COVID-19, Presiden Tanzania percaya bahwa jika vaksin itu ampuh, maka seharunsya sudah ada vaksin untuk AIDS, tuberkolosis, malaria, dan kanker.

Pada Juni 2020, Presiden Magufuli juga mengklaim berhasil membasmi COVID-19 berkat rahmat Tuhan. 


Ditentang Oposisi dan Aktivis

Ilustrasi Stop Covid-19 (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Politisi oposisi di Tanzania mengkritik ucapan Magufuli karena bersifat tidak diplomatis serta mengirim pesan buruk kepada dunia.

Zitto Kabwe, pemimpin oposisi partai Aliansi Perubahan dan Transparansi, berkata ucapan Presiden Magufuli sangatlah berbahaya dan mematikan.

"Afrika sedang kesulitan karena persediaan vaksinasi yang terbatas, dan ini ada presiden negara dengan ekonomi terbesar kedua di Afrika Timur, dan presiden ini berkata vaksinasi bermasalah. Ini sangatlah berbahaya, dan saya benar-benar tidak tahu betapa mematikannya komentar ini dari seorang presiden untuk ke depannya," ujar Kabwe.

Magufuli berkata melaporkan kasus COVID-19 tidak perlu karena Tuhan melindungi Tanzania.


Infografis COVID-19:

Infografis 3 Keajaiban Cuci Tangan Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya