Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang tahun 2020, mencetak laba bersih PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN sebesar Rp 1,6 triliun. Capain ini naik 665,71 persen dari tahun 2019 yang hanya Rp 209 miliar.
"Laba kita tahun ini naik Rp 1,6 triliun dari sebelumnya di sekitar Rp 200 miliar-an," kata Plt. Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu dalam konferensi pers Paparan Kinerja per 31 Desember 2020, Jakarta, Senin (15/2).
Advertisement
Nixon memaparkan, peningkatan laba bersih perseroan ditopang pendapatan bunga sebesar Rp 25,16 triliun pada kuartal IV-2020. Pendapatan bunga tersebut disumbang penyaluran kredit yang tetap bertumbuh meski berada di bawah tekanan pandemi.
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi dengan pertumbuhan sebesar 8,63 persen yoy menjadi Rp 120,72 triliun yang menjadi penopang utama pertumbuhan kredit di BTN. Sehingga kredit perumahan BTN secara total naik sebesar 2,29 persen yoy menjadi Rp234,78 triliun per kuartal IV-2020.
Di segmen kredit non perumahan, penyaluran yang diberikan senilai Rp25,32 triliun. Kinerja penyaluran tersebut ditopang oleh kredit korporasi yang naik 77,81 persen Rp 11,94 triliun dan kredit konsumer naik menjadi 4,55 persen menjadi Rp 5,11 triliun.
Sehingga totalnya penyaluran tersebut, kredit Bank BTN tercatat mencapai Rp 260,11 triliun. Naik 1,68 persen (yoy) dari Rp255,82 triliun di tahun 2019.
Selain itu, Nixon mengatakan tren kualitas kredit mengalami tren membaik. Per 31 Desember 2020, Non Performing Loan (NPL) net Bank BTN tercatat sebesar 2,06 persen. Turun 90 bps dari 2,96 persen di periode yang sama tahun sebelumnya.
"Kualitas kredit bank yang menginjak usia 71 tahun pada 9 Februari lalu ini juga mencatatkan tren membaik," kata dia.
Sementara itu rasio coverage Bank BTN juga meningkat hingga lebih dari 2 kali lipat. Ini dilakukan sebagai antisipasi penurunan kualitas kredit akibat pandemi Covid-19. Pada kuartal IV-2020, rasio coverage Bank BTN tercatat sebesar 115,02% atau melonjak dari 50,01% pada kuartal IV/2019.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
2021, BTN Optimistis Realisasi KPR Capai 200 Ribu Rumah
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) optimistis realisasi KPR mampu mencapai lebih 200 ribu rumah karena perbaikan ekonomi diprediksi mulai terjadi pada 2021.
Tak hanya itu, Plt. Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu mengaku bila pertumbuhan ekonomi dipercaya mampu mendorong masyarakat untuk membeli rumah.
"Kalau bisa akadkan 200-250 ribu rumah maka bisa mempekerjakan 1 juta tukang, perguliran ekonomi dari perumahan luar biasa, setiap perumahan baru bisa menghasilkan ekonomi baru," kata Nixon dalam Banking Outlook 2021, Kamis (11/2/2021).
Selain itu, Nixion menyebut backlog perumahan masih cukup tinggi. Hal inintak terlepas dari 7 juta orang yang masih belum memiliki rumah, sehingga potensi penyaluran KPR masih sangat terbuka luas.
"Hanya saja harus ada kepercayaan untuk membangun lagi, orang butuh rumah. Kita banyak bicara bekerja dari rumah, sekolah dari rumah, berkegiatan di rumah jadi rumahnya harus ada, karena kebutuhan mendasar," ujarnya.
Pada 2020, akad KPR subsidi merupakan salah satu kontribusi besar bagi penyaluran KPR BTN di tengah pandemi Covid-19, meski kondisinya sangat sulit dan menyentuh titik terendah pada April hingga Mei 2020.
"Pada Desember itu Rp 6 triliun dan mendekati angka normal, disburse kita 65 persen dari kapasitas normal. Di saat COVID-19 bisa disebut 65 persen adalah sesuatu yang baik," tutur Nixon.
Advertisement
Target Laba
Melihat pemulihan ekonomi yang mulai terjadi pada 2021, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menargetkan pertumbuhan laba hingga Rp 2,5 triliun-Rp 2,8 triliun sepanjang 2021.
Selain itu, Plt Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu menegaskan, pertumbuhan lana diharapkan tumbuh hingga 50 persen year on year (yoy).
"Kami sudah submit rencana bisnis bank akhir tahun lalu ke OJK. Mudah-mudahan di-approve oleh regulator. Kami memiliki target laba tumbuh menjadi Rp 2,5 triliun - Rp 2,8 triliun. Artinya bisa tumbuh lebih dari 50 persen di tahun 2021 ini," kata Nixon, Kamis (11/2/2021).
Ada peningkatan laba pada 2021 diharapkan mampu melanjutkan penguatan yang terjadi pada 2020. Tercatat tahun lalu, laba naik dari Rp 209 miliar ke Rp 1,6 triliun.
Pada 2021, Nixon menegaskan, peningkatan laba banyak ditopang oleh penghematan biaya dana (cost of fund). Sama dengan bank lainnya, BTN juga memiliki strategi untuk meningkatkan sistem digitalisasi sehingga masyarakat akan lebih mudah dan efisien.
"Penutupan outlet di tahun 2020 kurang lebih 100 kantor kas yang tidak produktif. Karena sekarang transaksi sudah 90 persen lebih di e-channel. Dengan digitalisasi, outlet konvensional yang dirasa sulit tumbuh, kita tutup," ujar dia.