Liputan6.com, Jakarta Infeksi virus corona penyebab COVID-19 dapat berdampak merugikan dan mengganggu pengobatan yang seharusnya dijalani oleh pasien kanker anak.
Haridini Intan S. Mahdi, Kepala Staf Medis Fungsional Anak/Kepala Bidang Medis RS Kanker Dharmais mengatakan, pasien kanker anak dengan solid tumor harus menunda pengobatannya apabila ia dinyatakan positif COVID-19.
Advertisement
"Begitu juga dengan kasus-kasus kanker cair atau leukemia," kata Intan dalam dialog virtual seputar Hari Kanker Anak Internasional yang disiarkan dari Youtube BNPB Indonesia pada Senin (15/2/2021). "Penundaan ini tidak menguntungkan untuk pasien-pasien anak," ujarnya.
Intan mengatakan, dengan kanker saja, pasien anak sudah mengalami immunocompromised. Hal ini membuatnya tidak boleh terinfeksi virus, bakteri, atau jamur.
Intan menjelaskan, apabila pasien kanker anak terinfeksi COVID-19 dan tidak bergejala, maka biasanya ia hanya akan diberikan suplementasi saja. "Kalau bergejala harus dirawat dan kemoterapi harus ditunda," kata Intan.
Menurutnya, penundaan paling cepat saja membutuhkan waktu hingga dua pekan atau 14 hari. "Itu tidak menguntungkan, terutama untuk pasien-pasien dengan leukemia. Karena setiap minggu dia harus kemoterapi. Jadi kurang bagus," kata Intan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Harus Tetap Semangat Lakukan Pengobatan
Hal ini juga merugikan bagi pasien dengan tumor padat. Apabila pasien kanker anak harus menjalani perawatan COVID-19, yang bisa diharapkan hanyalah agar tumor tidak menyebar dan jadi lebih berat.
Intan mengingatkan agar meski dalam masa pandemi, pasien kanker anak harus tetap melakukan kontrol sesuai jadwal.
"Tapi mungkin sebelum rumah sakit itu harus melalui skrining dulu sebelum masuk rumah sakit. Bukan hanya anak tetapi juga orangtua, keluarga, atau siapa pun yang mengantar."
Maka dari itu, ia pun menegaskan pentingnya tetap melakukan 5M: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan membatasi mobilitas.
"Namun sebelum melakukan pengobatan, untuk masuk ke rawat inap atau rawat singkat untuk kemoterapi atau perbaikan keadaan umum seperti Hb-nya atau trombositnya rendah mesti transfusi, kita tetap skrining apakah itu dengan rapid atau PCR."
Pada kesempatan tersebut, Intan juga meminta agar para pejuang kanker anak untuk tetap bersemangat dalam menjalani pengobatannya.
"Cepat datang berobat, kemudian mengikuti pengobatan. Insyaallah jika datang lebih awal hasilnya akan lebih baik, karena kanker itu bisa diobati. Kalau kesembuhan hanya milik Allah, tetapi intinya kita harus semangat bahwa kanker itu bisa disembuhkan."
Advertisement