Vaksinasi COVID-19 di Inggris Capai 15 Juta Orang, Warga Minta Lockdown Segera Dicabut

Warga Inggris meminta agar lockdown segera dicabut usai pemerintah berhasil melakukan vaksinasi terhadap 15 juta orang warga.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Feb 2021, 18:35 WIB
Denzel Kennedy seorang resepsionis lini depan menerima suntikan vaksin virus corona COVID-19 Pfizer BioNtech di Hurley Clinic, London, Inggris, Senin (14/12/2020). Kasus COVID-19 di Inggris mencapai 1.869.666 kasus, dan 64.402 orang meninggal dunia. (Aaron Chown/Pool Photo via AP)

London - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson hari Minggu (14/2) memuji “tonggak sejarah yang signifikan” ketika data menunjukkan bahwa 15 juta dosis pertama vaksin virus corona telah didistribusikan, memicu seruan agar pemerintah segera melonggarkan langkah-langkah lockdown – atau penutupan wilayah dan penghentian sebagian kegiatan ekonomi.

Program vaksin dinilai sebagai salah satu dari sedikit keberhasilan pemerintah menangani pandemi yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi sangat besar dibanding negara-negara lain di Eropa. Total penduduk Inggris adalah 67 juta orang. Demikian seperti mengutip VOA Indonesia, Senin (15/2/2021).

Setelah menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin, pemerintah Inggris menetapkan target ambisius untuk memvaksinasi 15 juta orang, terutama warga lansia yang berusia di atas 70 tahun, petugas medis dan layanan kesehatan, serta warga yang rentan secara klinis.

PM Boris Johnson mengatakan kelompok-kelompok itu sudah divaksinasi, tetapi ia tidak bicara tentang Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara, dan tidak mengatakan apakah target secara keseluruhan telah tercapai. Di sebagian daerah, kelompok yang tidak menjadi prioritas utama juga telah divaksinasi.

“Hari ini kita mencapai tonggak sejarah yang signifikan. Tidak ada yang berpuas diri, jalan kita masih panjang dan tentunya akan ada rintangan di tengah jalan. Tetapi setelah apa yang kita capai, saya tahu kita akan terus maju dengan penuh percaya diri,” ujar Johnson.

Ia akan menetapkan kemajuan berikutnya pada hari Senin (15/2).

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Minta Lockdown Dicabut

Seseorang berjalan di stasiun bawah tanah Canary Wharf selama jam sibuk di London, Inggris, 12 Januari 2021. Inggris sedang menerapkan lockdown nasional ketiga untuk mengekang penyebaran virus corona COVID-19. (Victoria Jones/PA via AP)

Keberhasilan program vaksin telah memicu seruan dari warga yang menentang kebijakan lockdown berkepanjangan agar pemerintah mulai melonggarkan pembatasan yang memerintahkan warga supaya tinggal di rumah, menutup toko-toko yang tidak esensial dan menutup sekolah.

Tetapi Menteri Luar Negeri Dominic Raab mengatakan masih terlalu dini untuk membahas kapan kebijakan pembatasan ini akan dicabut.

“Kami juga berambisi dan berkeinginan untuk segera menyudahi lockdown ini. Kami ingin melakukannya secara bertanggungjawab dan aman, dan oleh karena itu harus didasarkan pada bukti,” ujar Raab pada Times Radio.

Raab menanggapi surat dari 63 anggota parlemen Partai Konservatif yang berkuasa, yang menuntut agar semua kebijakan pembatasan dicabut pada akhir April. Ini adalah target yang ditetapkan pemerintah untuk dapat memvaksinasi kelompok berikutnya, yang diperkirakan berjumlah 32 juta orang, di mana 99% kematian terjadi.

“Setelah kesembilan kelompok prioritas itu dilindungi pada akhir April nanti, tidak ada lagi pembenaran untuk melakukan pembatasan legislatif apapun,” tulis surat yang diorganisir oleh COVID Recovery Group itu.

PM Boris Johnson menetapkan tanggal 22 Februari untuk mengakhiri lockdown. Ia sebelumnya juga mengatakan ingin agar semua sekolah dibuka kembali pada 8 Maret mendatang. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya