Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi terus mengawal jalannya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Padat Karya Restorasi Terumbu Karang (ICRG). Dalam program ini tercatat telah mempekerjakan 10 ribu orang yang terdampak pandemi Covid-19 tahun 2020.
"Kegiatan PEN ICRG telah mempekerjakan 10.717 orang yang terdampak Covid-19 di Bali pada tahun 2020 kemarin. Tentu kita ingin angka ini dapat ditingkatkan lebih lagi," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Koordinasi virtual, Jakarta, Senin (15/2).
Advertisement
Dalam program ini, Pemerintah melakukan restorasi terumbu karang seluas hingga 74,3 hektar pada tahun 2020. Program ini pun akan dilanjutkan pada periode 2021-2022 di 9 lokasi yang melibatkan hingga 150 ribu orang.
Pada periode tersebut diharapkan mampu memperluas wilayah restorasi hingga 1000 Ha dengan jumlah anggaran total Rp. 1.5 triliun. Dari jumlah tersebut 35 persen sampai 45 persen anggaran akan diserap untuk upah.
Program ini juga melibatkan 9 wilayah baru yaitu 3 lokasi DPSP (Destinasi Pariwisata Super Prioritas) dan 6 wilayah wisata dan konservasi. Kegiatan ini akan melibatkan berbagai instansi terkait seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pertahanan, TNI AL, BPPT, Pemerintah Daerah setempat, dan berbagai Perguruan Tinggi.
"Keberhasilan 2020 dapat menjadi contoh yang baik agar seluruh K/L terlibat dapat bahu-membahu dalam menyukseskan program PEN ICRG di tahun berikutnya," kata Luhut.
Rencananya, akan ada tiga aktivitas utama. Antara lain pembuatan struktur terumbu karang buatan, penenggelaman eks-kapal KRI sebagai Terumbu Karang Buatan dan wreck dive. Terakhir pembuatan kapal riset pesisir untuk monitoring terumbu karang.
"Kita semua ini harus bersinergi agar berbagai aspek dapat memberikan kontribusi dan mendistribusikan dana PEN dengan baik. Kita jalankan pesan Presiden terkait ini, jangan hanya dimanfaatkan untuk bansos tanpa ada pemanfaatan jangka panjang," kata dia.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Restorasi Terumbu Karang di Bali Gunakan Dana PEN Rp 115 Miliar
Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, Pemerintah Indonesia menyusun program padat karya restorasi terumbu karang. Bertempat di Bali, restorasi terumbu karang ini memiliki luas 50 hektar dengan biaya Rp 115 miliar dan melibatkan 11 ribu orang.
"Kegiatan ini akan melibatkan sampai 11.000 orang dengan restorasi terumbu karang seluas 50 hektar dan membutuhkan biaya sekitar Rp 115 miliar" kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam siaran persnya, Jakarta, Kamis (24/9/2020).
Restorasi terumbu karang itu akan berlokasi di Nusa Dua, Sanur, Serangan, Pantai Pandawa dan Buleleng. Luhut menyebut kegiatan restorasi ini menjadi yang terbesar di tanah air.
Pemerintah berharap kegiatan padat karya restorasi ini dapat mengatasi kerusakan terumbu karang. Sekaligus memperbaiki wisata bahari di Bali yang menurun akibat Covid-19.
Dengan kondisi kerusakan terumbu karang yang telah terjadi di Indonesia, Menko Luhut meminta agar semua metode atau cara restorasi terumbu karang yang ada, harus diterapkan dan dicoba di perairan Nusa Dua-Bali sehingga Nusa Dua menjadi pusat restorasi terumbu karang di Indonesia.
"Secara khusus, saya mengundang pemerintah Amerika dan NOAA untuk bekerja sama mewujudkan ICRG Nusa Dua, menjadi pusat restorasi terumbu karang dunia," sebutnya.
Advertisement
Kaya Akan Terumbu Karang
Berada di jantung segitiga terumbu karang ‘Coral Triangle Region’, Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati laut dunia termasuk 569 jenis terumbu karang. LIPI mencatat Indonesia memiliki 18 persen dari total terumbu karang di dunia.
Namun, lebih dari 36 persen mengalami kerusakan. Kerusakan itu disebabkan oleh pencemaran laut, aktifitas perikanan yang tidak bersahabat hingga pemanasan global yang mengakibatkan Coral Bleaching.
Lebih jauh, memang rusaknya terumbu karang tidak selalu disebabkan oleh aktivitas manusia. Tetapi menurut Luhut pengelolaan sumber daya alam secara lestari yang melibatkan seluruh pihak, baik pemerintah maupun nonpemerintah akan menjadikannya lebih baik.
"Apalagi dengan perawatan terumbu karang, Indonesia dapat menghasikan 16 juta ton ikan per tahun mengingat terumbu karang merupakan tempat tinggal bagi ikan dan biota laut lainnya," kata dia.
Merdeka.com