Liputan6.com, Jakarta Memiliki bayi yang baru lahir tentu menjadi kebahagiaan setiap orang tua. Namun, perasaan khawatir kerap muncul jika dalam waktu bersamaan juga memelihara kucing. Pada dasarnya kucing hewan yang banyak menghabiskan waktunya untuk perawatan diri, tidur, makan dan jarang mengganggu manusia. Jika semuanya berjalan dengan baik dan orang tua selalu mengawasi buah hatinya, tentunya tidak menjadi masalah memiliki kucing di rumah.
Masalah bisa terjadi justru ketika sang bayi tumbuh menjadi balita yang mulai lebih aktif dan banyak bergerak. Jika sebelumnya seorang bayi lebih banyak menghabiskan waktunya di tempat tidur dan pangkuan Anda, maka balita yang sudah bisa merangkak dan berjalan bisa ada dimana saja. Mereka bisa berinteraksi dengan kucing dengan cara yang berbeda.
Advertisement
Beberapa interaksi bisa membuat salah satu atau bahkan kedua merasa stres dan ketakutan. Seperti balita menarik ekor kucing, memukul kucing dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hal penting yang dapat dilakukan orang tua adalah senantiasa mengawasi setiap interaksi balita dan kucing. Perhatikan dengan baik setiap gerakan yang berjalan ke arah yang salah lakukan beberapa hal di bawah ini untuk menciptakan kedamaian antara balita dan kucing peliharaan.
Beri kucing ruang
Sebagai pemilik kucing, kita perlu membiarkan kesempatan bagi kucing apakah ingin berinteraksi atau tidak. Berikan tempat bagi kucing untuk makan dengan tenang dan menggunakan kotak kotorannya dengan nyaman. Sediakan area yang tidak dapat diakses oleh balita Anda. Bisa diberi pagar khusus dan lainnya, yang penting kucing masih bisa keluar dan bebas berjalan.
Amati bahasa tubuh
Kucing tidak dapat berbicara, mereka memberitahu kita banyak hal melalui bahasa tubuhnya. Anda bisa memperhatikan ekor dan telinganya. Jika telinganya berputar ke belakang dan sering mengibaskan ekornya, bisa jadi hanya tanda awal ada iritasi di tubuhnya. Di sisi lain, jika kucing mendengkur, telinga menghadap ke depan dan ekor diam, mereka menikmati bermain dengan saudara manusia mereka.
Advertisement
Perhatikan apa ada di lantai
Balita cenderung mengalami fase kerap melempar makanan ke lantai. Karena itu tempatkan kucing di kandang atau ruangan terpisah ketika balita sedang makan. Selanjutnya, segera bersihkan jika ada makanan yang berserakan agar tidak menjadi incaran kucing.
Selain itu, Anda juga perlu memastikan ruangan bermain anak tidak meninggalkan jejak serpihan atau bagian-bagian kecil mainan yang memungkinkan membuat kucing penasaran. Hal ini bisa membuat kucing tersedak jika dia memakan.
Ajak balita Anda merawat kucing
Seiring berjalannya waktu dan kebiasaan balita melihat kucing, Anda perlu melibatkan balita untuk merawat kucing. Seperti memberi kucing makanan, menyentuh bulu kucing (setelahnya langsung mencuci tangan balita), dan bermain bersama. Hewan peliharaan seperti sangat bagus untuk anak-anak. Ikatan yang terjalin sejak dini memberikan banyak pengalaman belajar dan tentu memperkuat hubungan.
Kucing bisa tahu bahwa manusia mungil yang di depannya ada untuk membantu dan memberikan cinta. Kucing pun tahu cara membalas kebaikan mereka. Sudah banyak video yang membuktikan bahwa kucing bisa menjadi sahabat dan penjaga bayi.
Sebagai apresiasi atas perilaku kucing, Anda bisa memberikan makanan terbaik dan bernutrisi kegemaran mereka, seperti Muezza. Muezza mengandung nutrisi lengkap dan seimbang, termasuk Ekstrak Yucca Schidigera. Terbuat dari beberapa ligan saponin dan kompleks karbohidrat, ekstrak ini mampu menghambat penyerapan bakteri berbahaya di saluran cernanya. Kucing jadi lebih sehat, kotorannya pun terbentuk menjadi gumpalan dan berkurang baunya.
Punya 4 varian lezat yang disukai kucing, cat food ini pun sudah tersertifikasi halal dari The Central Islamic Committee of Thailand. Bisa memberikan makanannya secara langsung, kini tak perlu ragu juga saat tiba-tiba terjilat kucing, membersihkan wadah makan, atau mencari lokasi penyimpanannya. Beli Muezza secara online di Shopee dan Tokopedia, yang bebas ribet tanpa harus keluar rumah.
(*)
Advertisement