Antam Bidik Penjualan 18 Ton Emas pada 2021

PT Aneka Tambang Tbk atau Antam menargetkan produksi sebesar 1,37 ton emas dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Feb 2021, 07:36 WIB
Petugas menata emas batangan di Galeri 24 Pegadaian Kota Tangerang, Banten, Kamis (11/6/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik Rp 12.000 menjadi Rp 893 ribu per gram pada perdagangan Kamis, 11 Juni 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam menargetkan pertumbuhan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama antara lain feronikel, bijih nikel, emas dan bijih bauksit yang positif pada 2021.

PT Aneka Tambang Tbk menargetkan penjualan emas mencapai 18 ton emas pada 2021. Selain itu, produksi sebesar 1,37 ton emas dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung. Perseroan juga fokus pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri.

Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik. 

Antam terus melakukan inovasi produk logam mulia seperti peluncuran produk logam mulia edisi Imlek Tahun Kerbau pada awal Februari 2021.

“Peluncuran produk logam mulia limited edition ini dilakukan untuk menyambut Imlek pada 2021. Inovasi produk ini juga dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah produk serta mendukung pencapaian penjualan emas,” ujar Sekretaris Perusahaan Antam Kunto Hendrapawoko dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (16/2/2021).

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Feronikel

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menargetkan volume produksi dan penjualan feronikel masing-masing 26.000 ton nikel dalam feronikel (TNi).

Angka ini relatif stabil dengan capaian produksi dan penjualan unaudited pada 2020 masing-masing sebesar 25.970 TNi dan 26.163 TNi. Target produksi itu sejalan dengan optimalisasi produksi pabrik Feronikel Pomalaa di Sulawesi Tenggara.

Pada komoditas bijih nikel, perseroan menargetkan total produksi bijih nikel sebesar 8,44 juta wet metric ton (WMT) pada 2021. Angka itu meningkat 77 persen dibandingkan capaian produksi bijih nikel unaudited pada 2020 sebesar 4,76 juta wmt. Demikian mengutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu, 14 Februari 2021.

Peningkatan produksi bijih nikel itu akan digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel ANTM dan mendukung penjualan kepada pelanggan domestik.

Sedangkan total penjualan bijih nikel ANTM pada 2021 ditargetkan sebesar 6,71 juta wmt, meningkat 104 persen dibandingkan capaian penjualan bijih nikel unaudited pada 2020 sebesar 3,3 juta wmt. Peningkatan target penjualan bijih nikel itu seiring dengan prediksi pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri.


Bijih Bauksit

Sedangkan untuk bijih bauksit, perseroan menargetkan produksi sebesar 3 juta wmt pada 2021. Angka ini tumbuh 93 persen dibandingkan realisasi produksi unaudited pada 2020 sebesar 1,55 juta wmt.

Peningkatan produksi bijih bauksit itu akan digunakan sebagai produksi alumina serta penjualan kepada pihak ketiga. Sedangkan penjualan bijih bauksit pada 2021 ditargetkan sebesar 2,73 juta wmt, meningkat sebesar 122 persen dibandingkan realisasi penjualan unaudited 2020 sebesar 1,23 juta wmt. Peningkatan penjualan bijih bauksit seiring pemenuhan permintaan pelanggan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya