Lewat Sambungan Telepon, Kamala Harris dan Emmanuel Macron Bahas Isu COVID-19

Wakil Presiden Harris dan Presiden Macron sepakat tentang perlunya kerja sama bilateral dan multilateral yang erat untuk mengatasi COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2021, 15:59 WIB
Wakil Presiden terpilih AS Kamala Harris dilantik oleh Hakim Mahkamah Agung Sonia Sotomayor sebagai Wakil Presiden AS ke-49 di Capitol AS di Washington, DC, pada 20 Januari 2021. Kamala Harris menjadi Wakil Presiden perempuan pertama di Amerika Serikat. (SAUL LOEB / POOL / AFP)

Liputan6.com, Paris - Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Presiden Prancis Emmanuel Macron membahas sejumlah topik mencakup pandemi dan perubahan iklim.

Perbincangan itu dilakukan dalam percakapan telepon pada Senin (15/2), demikian dikutip dari laman VOA Indonesia.

Pembicaraan itu jarang terjadi antara wakil presiden Amerika Serikat dan seorang pemimpin asing.

Kantor Kamala Harris merilis pernyataan yang mengatakan Harris telah menyatakan komitmennya "merevitalisasi aliansi transatlantik."

"Wakil Presiden Harris dan Presiden Macron sepakat tentang perlunya kerja sama bilateral dan multilateral yang erat untuk mengatasi COVID-19, perubahan iklim dan mendukung demokrasi di dalam negeri dan di seluruh dunia," kata pernyataan itu seperti dilansir oleh kantor berita AFP.

"Wakil Presiden berterima kasih kepada Presiden Macron atas kepemimpinannya dalam isu kesetaraan gender dan atas kontribusi Prancis terhadap penjelajah Mars 2020 milik NASA, Perseverance."

Wahana itu akan mendarat pada Kamis (18/2) di Mars dalam upaya perintis mencari tanda-tanda kehidupan mikroba purba di Mars.

 

Load More

Simak video pilihan di bawah ini:


Sengketa Perdagangan

Presiden Prancis Emmanuel Macron di acara iklim pada 14 Desember 2020 sebelum positif COVID-19. Dok: Twitter @EmmanuelMacron

Pemerintah Prancis mengonfirmasi percakapan telepon itu dan isinya sebagaimana dirinci oleh pernyataan Amerika.

Macron berbicara dengan Presiden Amerika Joe Biden dalam percakapan telepon pada 24 Januari.

Dilaporkan, mereka menyarankan agar menengahi penyelesaian sengketa perdagangan yang telah berlangsung lama antara produsen pesawat Boeing dan Airbus.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya