Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan kasus skandal 1 Malaysia Development Berhad (1MDB) tidak akan terjadi pada Lembaga Pengelola Investasi (LPI) di Indonesia. Apalagi LPI ini diisi dengan orang-orang profesional dan berpengalaman di bidangnya.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada saat membentuk dewan pengawas dan merekrut dewan direktur kekhawatiran itu muncul dan menjadi kekhawatiran bersama. Namun, Presiden Joko Widodo secara tegas meminta agar kasus skandal tersebut tidak terjadi di LPI.
Advertisement
"Presiden jelas menyampaikan beliau tidak ingin terjadi 1MDB. Sehingga beliau menyampaikan kepada kita semua, bahwa kita harus bisa membuktikan Indonesia memiliki sebuah institusi investasi yaitu SWF yang ditatakelolakan dengan baik," kata dia dalam keterangan pers di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/2/2021).
Tidak ingin mengkhianati Kepala Negara, Sri Mulyani dan Erick Thohir sebagai dua Ex-Officio di dalam LPI sangat berhati-hati mengumpulkan orang-orang yang akan terlibat sebagai Dewas dan Dewan Direktur.
Titik beratnya, saat itu adalah mencari orang yang menjanjikan dan memberikan keseluruhan profesionalitas dan reputasi mereka. Sehingga SWF ini tidak mengalami kondisi tata kelola yang bisa menimbulkan risiko.
"Jadi dalam hal ini dari awal, SWF ini seluruh dewas juga memfokuskan membangun tata kelola yang kredibel dan sound. Makanya tadi disampaikan presiden waktu menyampaikan 3 anggota dewas profesional, yakni Pak Haryanto, Pak Cyril, dan Pak Yozua," jelas dia.
Penunjukan ketiga Dewas tersebut dirasa tepat. Presiden Jokowi bahkan menekankan, ketiganya memiliki pengalaman dan reputasi internasional, sekaligus juga komitmen serta integritas profesionalitas yang tidak dikompromikan.
"Dan itu ditekankan waktu beliau bertemu dengan kita Dewas," jelas Sri Mulyani.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rekrutmen
Bendahara Negara itu melanjutkan, sangkin tidak ingin pengelolaan LPI buruk, seluruh Dewas juga melakukan rekrutment untuk BoD sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Dewas melakukan penelusuran kepada seluruh nama-nama dewan direktur. Sehingga bisa meyakinkan reputasi dan profesionalitas mereka sangat kuat dan memadai untuk menjaga SWF secara baik.
"Saya rasa komitmen dari pimpinan tertinggi hingga pada kita sudah sangat nyata. Selain komitmen, kita bangun tata kelola menggunakan seluruh upaya yang disebut praktik terbaik internasional atau best pratices secara internasional. Dan kita ciptakan check and balances dalam decission making process baik di dewas atau di BOD," bebernya.
"Insya Allah kita berharap dengan seluruh ikhtiar yang baik, kita akan menjaga SWF menjadi sebuah institusi yang baik, sound, good, baik, dan memiliki tata kelola yang kuat," sambung dia.
Seperti diberitakan, Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mengatakan ada sekitar USD 4,5 miliar dana dari 1MDB yang disalah gunakan. 1MDB adalah sebuah lembaga investasi yang didirikan oleh Najib pada 2009 dan Goldman Sachs telah membantu mengembangkan lembaga tersebut. Lembaga tersebut didirikan Najib pada awal masa pemerintahannya untuk mempercepat investasi di Malaysia.
Dwi Aditya Putra
Merdeka.com
Advertisement