Liputan6.com, Jakarta Menyeberang jalan bagi tunanetra atau gangguan penglihatan dapat membahayakan mereka. Namun, sebuah aplikasi di smartphone yang dikembangkan oleh University of Minnesota akan membantu mereka menyeberang jalan dengan aman.
Sebuah aplikasi bernama PedNav yang nanti dapat diunduh di smartphone, memiliki hasil uji coba dengan tingkat keakuratan 95% dalam mengakses sistem kontrol sinyal lalu lintas dan mengirimkan pesan pendengaran dan visual yang benar untuk memberi tahu pejalan kaki saat aman untuk menyeberang jalan. Uji coba tersebut telah dilakukan di pusat kota Stillwater.
Advertisement
Dilansir dari Startribune, aplikasi ini masih dalam tahap penelitian dan tidak tersedia untuk umum. Namun keberhasilan uji coba diharapkan sehingga dapat membantu siapa saja yang tunanetra atau orang dengan kondisi lain yang memengaruhi mobilitas untuk lebih mandiri dan tetap aman, kata Presiden dan CEO Vision Loss Resources di Twin Cities, Kate Grathwol.
"Untuk menavigasi dengan aman, Anda perlu tahu di mana Anda berada, bagaimana menemukan tombol untuk mendapatkan rambu jalan dan kapan lalu lintas berubah (hijau untuk pejalan kaki) dari posisi Anda," katanya. PedNav bagaikan Google Maps untuk tunanetra.
Cara menggunakan aplikasinya, yaitu dengan mengarahkan smartphone ke penyeberangan dan mengetuknya sekali saat tiba di persimpangan. Lalu Anda akan mendapatkan lokasi dan informasi tentang jalan tersebut, seperti: pergi ke barat Anda untuk menyeberangi jalan Washington Street, empat jalur," kata peneliti utama, Chen-Fu Liao, Department of Mechanical Engineering di University of Minnesota, dikutip dari MSN.
Kemudian, ketukan kedua memungkinkan ponsel untuk berkomunikasi dengan sinyal kontrol lalu lintas, yang mengembalikan gambar visual dan pesan text-to-speech untuk memandu pejalan kaki tunanetra melalui persimpangan.
Simak Video Berikut Ini:
Cara kerja aplikasi
Pesan visual menampilkan gambar orang berwarna hijau tengah berjalan yang menunjukkan saat aman untuk menyeberang, disertai dengan pesan audio seperti "tanda jalan hidup, 20 detik untuk menyeberang." PedNav menampilkan tangan merah saat tidak aman untuk diseberangi.
"Waktu adalah informasi penting. Bolehkah saya melakukannya atau haruskah saya berhenti? Apakah saya memiliki cukup waktu untuk menyeberang? Ini membantu siapa pun yang memiliki gangguan penglihatan atau tunanetra ketika mereka tidak dapat melihat tanda jalan," kata Liao.
Penelitian tersebut bekerja sama dengan Minnesota Department of Transportation (MnDOT) untuk menguji aplikasi dengan menempatkan suar pada kotak kontrol lalu lintas di enam persimpangan di Stillwater, dipilih karena dapat mereplikasi area perkotaan. Tes tersebut memungkinkan MnDOT untuk mempelajari lebih lanjut tentang sinyal pemrograman, yang harus menjadi lebih pintar untuk mengirimkan lebih banyak pesan di masa depan dengan kedatangan kendaraan otonom, kata insinyur MnDOT's metro signal operations, Mike Fairbanks.
"Ini menunjukkan MnDOT didedikasikan untuk keselamatan pejalan kaki, termasuk mereka yang memiliki gangguan penglihatan. Saya pikir ini adalah teknologi yang akan digunakan oleh mereka yang memiliki gangguan penglihatan," katanya, dikutip dari MSN.
Para ahli memperkirakan bahwa karena saat ini saja terdapat banyak remaja hingga lansia yang mengalami gangguan penglihatan, maka kemungkinan pada tahun 2030, satu dari lima penduduk Minnesota akan berada dalam rentang usia tersebut.
Sementara sekitar 80% informasi sensorik diserap melalui mata, "dan otak menjadi panik saat kita tidak bisa melihat," kata Grathwol. Teknologi seperti PedNav akan bermanfaat dalam membantu setiap orang melalui penyeberangan.
Advertisement