Indonesia Timur Kini Punya 12 Tanki Baru, 65.000 KL BBM Siap Mengalir

Selain pembangunan Tanki BBM, Pertamina juga berencana membangun 4 infrastruktur LPG di wilayah Indonesia.

oleh Athika Rahma diperbarui 16 Feb 2021, 19:15 WIB
Tanki BBM Pertamina. Dok Pertamina

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) merampungkan pembangunan tanki di 12 lokasi Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tersebar di berbagai daerah wilayah Indonesia Timur. Keberadaan tanki ini demi memperkuat infrastruktur BBM dengan total tambahan kapasitas 65.000 Kilo Liter (KL).

Pembangunan tanki BBM tersebut berlokasi di Badas (Nusa Tenggara Barat), Pare-Pare (Sulawesi Selatan), Ternate (Maluku Utara), Masohi (Maluku), Bula (Maluku), Dobo (Maluku), Labuha (Maluku), Saumlaki (Maluku), Namlea (Maluku), Wayame (Maluku), Merauke (Papua), dan Nabire (Papua). Saat ini, masih ada 2 (dua) proyek yang dalam proses penyelesaian berada di Waingapu dan Maumere (Nusa Tenggara Timur).

Selain pembangunan Tanki BBM, Pertamina juga berencana membangun 4 infrastruktur LPG di wilayah Indonesia yang meliputi Terminal LPG dan Jetti di Tenau Kupang NTT, Bima NTB, Wayame Maluku dan di Jayapura Papua.

“Untuk infrastruktur di Indonesia Timur baik LPG maupun BBM yang dapat menambah pasokan dan juga kehandalan infrastruktur energi nasional. Ini semuanya akan dapat kita selesaikan di tahun ini. Kita akan percepat untuk BBM karena ini sangat penting juga untuk Indonesia Timur,” ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam keterangannya, Selasa (16/2/2021).

Adapun Pertamina fokus membangun infrastruktur BBM dan LPG di wilayah Indonesia Timur. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto menjelaskan langkah ini dalam rangka mewujudkan salah satu prioritas Program Nawacita Presiden Joko Widodo.

Nawacita dimaksud yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, sejak tahun 2019 

Menurutnya, pembangunan infrastruktur BBM dan LPG dalam rangka penyediaan energi nasional ini tertuang dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Pertamina tahun 2021.

“Pertamina akan memastikan pembangunan infrastruktur yang masih on progress dapat diselesaikan sesuai jadwal waktu yang ditetapkan,” tandasnya.

Saksikan Video Ini


5.518 SPBU Pertamina Sudah Terapkan Digitalisasi

Pengendara sepeda motor mengisi BBM di salah satu SPBU di Jakarta, Senin (4/1/2021). PT Pertamina (Persero) menerapkan digitalisasi pada 5.518 SPBU untuk mendukung keandalan dan suplai dalam meningkatkan layanan ke masyarakat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan salah satu inovasi yang dilakukan PT Pertamina. Hingga saat ini, program digitalisasi telah menyentuh 5.518 stasiun SPBU.

"SPBU yang sudah menjalankan program digitalisasi sebanyak 5.518 SPBU tersebar di seluruh Indonesia," kata Manager Retail PT Pertamina (persero) MOR II Putut Adriatno.

Program digitalisasi itu, dikatakan memberikan manfaat yang cukup bagus. Dengan program digitalisasi SPBU, Pertamina bisa memantau langsung dan mengetahui bila stok di SPBU habis.

"Nah, Pertamina bisa memantau ketersediaan BBM di SPBU, sehingga bisa dengan cepat melakukan pengiriman BBM ke SPBU saat stok sudah menipis," ungkap Putut.

Selanjutnya, dalam rangka menjalankan penugasan dengan digitalisasi SPBU, Pertamina dapat memantau dan mendata konsumen yang membeli BBM di SPBU dengan menggunakan cashless program.

Di mana konsumen dapat membeli BBM tanpa harus membayar tunai di masa pandemi seperti saat ini.

"Meskipun kita dihadapkan dengan kondisi pandemi, semangat transformasi Pertamina yang berkelanjutan tetap kami gaungkan sebagai bagian dari komitmen mewujudkan visi sebagai perusahaan energi global serta mewujudkan kemandirian energi nasional," jelas dia.

Program ini juga turut mendorong Pertamina mempercepat proses transformasi digital. Selain di sisi upstream, midstream, dan corporate. Tidak kalah pentingnya pada sisi downstream yakni digitalisasi 5.518 SPBU sudah diselesaikan.

Dari digitalisasi SPBU, kata dia, tentunya akan memiliki dampak positif bagi Pertamina karena akan menyediakan data dan informasi yang akurat serta real time.

Data dan informasi inilah yang akan digunakan Pertamina sebagai alat untuk melakukan keputusan strategis dalam memastikan kehandalan suplai dan pelayanan bagi masyarakat.

Tak hanya kehandalan suplai, digitalisasi SPBU juga telah menjalankan monitoring penjualan BBM subsidi khususnya Solar JBT, salah satunya dengan pencatatan nomor polisi kendaraan dengan menggunakan sistem Pre-Purchase yang hingga saat ini telah mencapai 82 persen dari total transaksi perhari.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya