Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan, per 16 Februari 2021 ada 10 emisi yang tercatat di pipeline BEI. Dari jumlah ini, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna merincikan, tiga di antaranya merupakan emisi sukuk, sisanya merupakan emisi obligasi.
“Ada 10 emisi yang terdiri dari 3 emisi Sukuk dan 7 emisi Obligasi, dengan total emisi yang akan diterbitkan sebesar Rp 10,5 triliun,” ujar dia kepada awak media, ditulis Rabu, (17/2/2021).
Di samping itu, Nyoman menilai outstanding obligasi korporasi mulai menunjukkan pertumbuhan pasca penurunan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.
Baca Juga
Advertisement
Terkait dengan kesempatan penerbitan obligasi dan sukuk, Nyoman mengatakan hal ini dapat dilihat pada aspek likuiditas obligasi dan sukuk di pasar sekunder.
“Dari data yang diperoleh, sepanjang tahun 2020 lalu, peningkatan investor di Pasar Modal yang terdiri atas investor saham, obligasi, maupun reksa dana, mengalami kenaikan 56 persen mencapai 3,88 juta investor,” beber Nyoman.
Dalam catatannya, kenaikan investor ini melonjak empat kali lipat dalam 4 tahun terakhir. Kondisi tersebut memberikan optimisme akan likuiditas obligasi maupun sukuk, dapat menjadi alternatif pilihan investasi yang menarik bagi Investor.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Obligasi Tercatat di BEI
Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total emisi obligasi dan sukuk senilai Rp 4,38 triliun sepanjang tahun 2021. Total emisi obligasi dan sukuk tersebut terdiri dari delapan emisi dari tujuh emiten.
Mengutip data BEI, ditulis Minggu, 14 Februari 2021, ada sejumlah obligasi yang tercatat di BEI pada pekan ini. Pada Senin, 8 Februari 2021, obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap II Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT PP Properti Tbk mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 300 miliar (PPRO02CN2) dengan jangka waktu 370 hari.
Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi ini adalah idBBB- (Triple B Minus). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Pada Rabu, 10 Februari 2021, obligasi Berkelanjutan II Duta Anggada Realty Tahap I Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Duta Anggada Realty Tbk mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 204,325 miliar dengan tingkat bunga 11,50 persen per tahun, jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.
Hasil pemeringkatan untuk obligasi ini dari PT Kredit Rating Indonesia adalah irBBB+ (Triple B Plus). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Pada Kamis, 11 Februari 2021, Obligasi Berkelanjutan V Sarana Multigriya Finansial Tahap V Tahun 2021 dengan Tingkat Bunga Tetap dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Sarana Multigriya Finansial Tahap III Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) mulai dicatatkan di BEI.
Obligasi Berkelanjutan V Sarana Multigriya Finansial Tahap V Tahun 2021 Dengan Tingkat Bunga Tetap dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp 1.900.744.000.000 atau Rp 1,9 triliun, sedangkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Sarana Multigriya Finansial Tahap III Tahun 2021 (SMSMFP01CN3) dicatatkan dengan nilai nominal sebesar Rp 100,01 miliar dan jangka waktu 370 hari.
Obligasi tersebut mendapatkan hasil pemeringkatan Pefindo idAAA (Triple A). Sedangkanuntuk Sukuk adalah idAAA(sy) (Triple A Syariah). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mandiri Tbk.
Kemudian ada Obligasi Berkelanjutan II Jaya Ancol Tahap II Tahun 2021 yang diterbitkan oleh PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. mulai dicatatkan di BEI dengan nilai nominal sebesar Rp 731 miliar.
Hasil pemeringkatan dari Pefindo untuk Obligasi ini adalah idA (Single A). Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Permata Tbk.
Dengan pencatatan tersebut, total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 472 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp426,60 triliun dan USD47,5 juta serta diterbitkan oleh 130 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 138 seri dengan nilai nominal Rp 4.000,55 triliun dan USD 400,00 juta. EBA sebanyak 11 emisi senilai Rp 7,29 triliun.
Advertisement