Liputan6.com, Jakarta Banjir yang melanda Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membuat ratusan hektare (ha) lahan pertanian gagal panen. 517 Ha lahan diantaranya diajukan untuk mendapatkan klaim asuransi pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendukung upaya pengajuan klaim asuransi.
Advertisement
"Asuransi adalah program untuk mendukung petani agar terhidar dari kerugian. Khususnya kerugian akibat gagal panen. Karena, saat terjadi gagal panen asuransi akan mengeluarkan klaim yang bisa dimanfaatkan petani untuk tanam kembali," katanya, Selasa (18/2/2021).
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, memperkuat pernyataan tersebut.
"Klaim yang akan diberikan asuransi jika gagal panen adalah sebesar Rp 6 juta perhektare. Pemerintah sendiri membantu subsidi dalam program ini, sehingga biaya premi yang harus dikeluarkan petani menjadi jauh lebih kecil," katanya.
Sarwo Edhy menjelaskan, asuransi adalah bagian dari mitigasi bencana.
"Asuransi akan meng-cover lahan jika terjadi gagal panen akibat perubahan iklim, bencana alam, cuaca ekstrim, juga serangan organisme pengganggu tanaman dan hama," jelasnya.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati Kudus, HM Hartopo, mengaku siap membantu petani untuk mendapatkan klaim asuransi karena lahan pertaniannya gagal panen.
"Petani yang sudah ikut asuransi akan kami bantu proses klaimnya. Sedangkan yang belum ikut asuransi nanti kami data kebutuhannya," jelas dia.
Hartopo telah menginstruksikan kepada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus untuk mendata kebutuhan petani yang terdampak banjir.
Di antaranya dengan mengupayakan untuk meminjamkan pompa air agar area lahan pertanian segera surut.
"Tergantung nanti kebutuhannya apa, nanti didata. Terutama untuk petani yang tidak ikut asuransi," ujar dia.
(*)