Tren Kampanye Pemasaran Produk di Media Sosial pada 2021

Punya dampak sosial dan sederet tren kampanye pemasaran produk lainnya di media sosial sepanjang 2021.

oleh Asnida Riani diperbarui 17 Feb 2021, 16:16 WIB
ilustrasi promosi produk di media sosial | pexels.com/@kseverin

Liputan6.com, Jakarta - Dengan terbatasnya aktivitas fisik selama pandemi COVID-19 membuat berbagai pihak, termasuk pengusaha lokal, memaksimalkan interaksi daring untuk memasarkan produk mereka. Pilihan platform-nya memang sudah sangat beragam, namun satu yang masih dinilai efektif adalah media sosial.

Tapi, menyelami jejaring sosial dalam berbisnis juga bukan semata membangun interaksi tanpa misi. Demi komunikasi lebih efektif, memerhatikan tren kampanye pemasaran produk di media sosial pun jadi satu yang tak boleh terlewat.

Menurut Giorrando Grissandy, CEO Garis Temu, sebuah agensi pemasaran kreatif, setidaknya ada tiga tren yang bisa diantisipasi dalam kampanye media sosial pada 2021. Pertama, kampanye yang berdampak sosial.

"Yang harus disadari brand adalah mereka sedang berinteraksi dengan orang berintuisi. Penting untuk menyentuh sisi emosional dan keterikatan emosi ini yang kemudian melekatkan sebuah brand," katanya dalam Virtual ShopeePay Talk: Pikat Hati Masyarakat dengan Produk Lokal, Rabu (17/2/2021).

Kemudian, influencer marketing dinilai bakal tetap jadi tren tahun ini. Tak lagi dalam bentuk gerai, para influencer, kata Giorr, merupakan komunitas daring yang akan memperkenalkan produk. Karenanya, penting untuk mengetahui target pemasaran untuk kemudian memilih influencer dengan audiens sesuai target pemasaran tadi. 

"Ketiga, collaborated and nostalgic campaign. Formulasinya adalah brand lokal baru dengan brand besar yang sanggup menghadirkan rasa nostalgic pada marketBrand baru bisa bersandar pada nama brand besar, sementara brand besar bisa memperbaharui market mereka. Tahun ini bakal makin sering dan makin cross industri," terang Giorr.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Merek Lokal Berdaya

Virtual ShopeePay Talk: Pikat Hati Masyarakat dengan Produk Lokal, 17 Februari 2021. (dok. tangkapan layar Zoom)

Gitta Amelia, co-founder Secondate Beauty, menambahkan beberapa poin terkait strategi berbisnis online. "Product comes first. Itu penting sekali. Makanya kami sangat memerhatikan segi tekstur, color, ingredient, dan ketahanan," tuturnya, sembari menambahkan bahwa produk andalan mereknya, milky gel lip tint, diformulasikan selama dua tahun.

Lalu, pihaknya tak semata berjualan, namun membawa misi memberdayakan lebih banyak perempuan melalui tagline "Your story is your beauty." Dengan membawa definisi cantik yang bisa saja berbeda dari setiap orang, kata Gitta, mereka merasa pelanggan terhubung tak hanya dengan brand, namun juga pada satu sama lain.

"Ketiga pastinya terkait strategi pemasaran. Termasuk juga membuka banyak opsi pembayaran, dan memanfaatkan platform, seperti Shopee, yang bisa memberi benefit untuk pelanggan, termasuk cashback. Melalui web kami sendiri, kami memang bisa mengirim secara worlwide, tapi melalui Shopee, kami juga bisa menembus pasar Asia Tenggara," katanya.

Putri Caya, beauty and lifestyle influencer, mengatakan bahwa antusiasime publik pada produk lokal sudah sebegitu tinggi. "Bahkan, salah satu teman yang kerja di perusahaan internasional sudah merasa terancam dengan keberadaan produk lokal. Sekarang saingannya sudah produk internasional dengan produk lokal," ungkapnya.

Selain dari kualitas yang menurutnya tak kalah dari perusahaan internasional, kemasan produk lokal sekarang sudah sangat menarik. Visual, kata perempuan yang akrab disapa Puchh ini, sangat penting karena akan meninggalkan kesan pertama.


Waspada Penipuan Online Shop via Medsos

Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya