Liputan6.com, Serang - Masyarakat di sekitar Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Cilowong, Kota Serang, menolak rencana pengiriman 400 ton sampah setiap hari dari Tangsel.
Masyarakat sekitar berasalan, kondisi TPSA Cilowong yang saat ini saja sudah memberikan banyak dampak negatif bagi kesehatan masyarakat. Karena pengolahan sampah masih menggunakan open dumping.
Baca Juga
Advertisement
"Rasidi, ketua pemuda, habis jarinya (membusuk). Tadinya pekerja sampah, karena tercemar berhenti. Masyarakat menolak penuh," kata perwakilan warga setempat, Aliudin (30), Rabu (17/2/2021).
Warga Kampung Pasir Wadas itu mengancam, masyarakat akan menutup paksa TPSA Cilowong jika dijadikan pembuangan sampah dari Tangsel. Kekhawatiran warga sekitar bukan tanpa sebab, pasalnya sudah dua kali terjadi longsor sampah, bau sampah yang menyengat, hingga sarana dan prasarana tidak memadai, apalagi jika harus ditambah hingga 400 ton sampah per hari.
"Kita akan aksi, menutup gerbangnya di sana. Sarana dan prasarana belum memadai di TPSA Cilowong. Kita memperhatikan masyarakat yang di bawah, apalagi permukiman warga itu dekat sekali dengan TPSA Cilowong," kata Aliudin.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Respons Pemda
Pemkot Serang mengklaim tidak akan memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan Rp48 miliar setiap tahunnya, sebagai kompensasi pembuangan 400 ton sampah setiap hari asal Tangsel ke Kota Serang.
"Sampai hari ini, ada pro kontra. Jika ada yang tidak setuju, maka Pemkot Serang tidak akan membuat perjanjian kerja sama," kata Walikota Serang, Syafrudin, Rabu (17/2/2021).
Kondisi TPSA Cilowong hanya mampu menampung 1.000 ton per hari. Sedangkan produksi sampah per hari di Ibu Kota Banten saja sudah sebanyak 800 ton setiap harinya. Artinya, jika dijumlahkan dengan sampah asal Tangsel, ada 1.200 ton sampah yang dibuang ke Cilowong.
Pekerja di TPSA Cilowong sendiri ada 350 orang. Armada pengangkut sampah di Kota Serang hanya ada 35, dengan 6 truk yang baru.
Wali Kota Serang, Syafrudin, meminta masyarakat di sekitar TPSA Cilowong memperhatikan potensi usaha dan penyerapan tenaga kerja. Sehingga bisa mengurangi pengangguran di Ibu Kota Banten.
"Di situ ada potensi usaha, pemulung di situ. Peralatan mengolah sampah tidak memadai, itu paling 5-10 ton per hari. Kalau maksimal sehari bisa (menampung sampah) seribu ton, tapi kalau lebih banyak, lebih pendek umurnya," ungkap Syafrudin.
Perjanjian kerja sama pembuangan sampah itu sendiri sudah diteken Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany dan Wali Kota Serang Syafrudin, pada Jumat, 22 Januari 2021. Selain mendapatkan uang Rp48 miliar, Kota Serang juga akan diberikan bantuan alat berat hingga pembangunan infrastruktur.
Sebelumnya, TPA Cipeucang di Serpong, Tangsel, mengalami longsor dan mencemari Sungai Cisadane dengan ketinggian mencapai 3 meter. Kejadian ini disebabkan ambrolnya dinding beton pembuangan sampah pada Jumat, 22 Mei 2020 silam.
Advertisement