Liputan6.com, Jakarta - Sejalan dengan kinerja PT Bank Mega Tbk (MEGA) pada 2020, perseroan memastikan pembagian dividen dalam jumlah cukup signifikan.
Direktur Utama PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib menuturkan, sejauh ini pertumbuhan laba perseroan pada 2020 termasuk dalam peringkat keempat terbesar dari antara bank umum nasional yang telah merilis data kinerja.
Dalam public exposure yang digelar hari ini, Bank Mega mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 50,2 persen pada 2020, menjadi Rp 3 triliun dari sebelumnya Rp 2 triliun. Dengan laba organik ini membuat rasio kecukupan modal perseroan tambah besar yakni di posisi lebih dari 31 persen.
Baca Juga
Advertisement
"Dengan posisi ini, maka di RUPS tahunan nanti manajemen akan mengusulkan pembagian dividen yang sangat signifikan. Sangat signifikan," kata Kostaman, Rabu (17/2/2021).
Pada 2021, Bank Mega menargetkan laba bersih bisa mencapai Rp 3,5 triliun, naik Rp 500 miliar atau 16 persen dibanding realisasi tahun 2020. Selain menargetkan kenaikan laba bersih, Bank Mega juga mengincar kenaikan aset menjadi Rp 117 triliun dari Rp 112 triliun di 2020.
Kemudian kredit dana pihak ketiga diharapkan tumbuh mencapai Rp 51 triliun dari Rp 48 triliun. Serta Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan naik menjadi Rp 84 triliun dari Rp 79 triliun pada 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Target Bank Mega pada 2021
Sebelumnya, PT Bank Mega Tbk (MEGA) menargetkan laba setelah pajak (profit after tax/PAT) pada 2021 bisa mencapai Rp 3,5 triliun, naik Rp 500 miliar atau 16 persen dibanding realisasi 2020.
Pada 2020, Bank Mega mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 50,2 persen menjadi Rp 3 triliun dari sebelumnya Rp 2 triliun.
"Dari seluruh bank buku 3 dan bank buku 4 yang telah merilis laporan keuangan tahun 2020, profit Bank Mega sementara berada di urutan keempat terbesar,” kata Kostaman dalam public expose 2021, Rabu (17/2/2021).
Selain menargetkan kenaikan laba bersih, Bank Mega juga mengincar kenaikan aset menjadi Rp 117 triliun dari Rp 112 triliun pada 2020. Kemudian kredit dana pihak ketiga diharapkan tumbuh mencapai Rp 51 triliun dari Rp 48 triliun. Serta Dana Pihak Ketiga (DPK) ditargetkan naik menjadi Rp 84 triliun dari Rp 79 triliun pada 2020.
Adapun total kredit pihak ketiga Bank Mega turun dari Rp 51 triliun menjadi Rp 48 triliun pada Desember. Turun Rp 3 triliun, atau sebesar 6 persen yoy. Hal ini karena kondisi pandemi covid-19 yang mengharuskan bank untuk berhati-hati dan lebih selektif dalam penyaluran kredit.
"Pertumbuhan total kredit Bank Mega lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan kredit perbankan yang turun sebesar 2 persen yoy,” kata Kostaman.
Komposisi kredit Bank Mega pada akhir Desember 2020 terdiri dari credit card 13 persen, retail & commercial 7 persen, joint financing 24 persen dan kredit korporasi sebesar 55 persen .
Sementara itu, total Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mega meningkat dari Rp 73 triliun menjadi Rp 79 triliun pada Desember 2020. meningkat sebesar 6 t atau tumbuh sebesar 9 persen yoy.
“Pertumbuhan dana pihak ketiga Bank Mega sedikit lebih rendah jika dibanding dengan pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan sebesar 11 persen,” kata Kostaman.
Rinciannya, DPK Bank Mega terdiri dari Giro 11 persen, tabungan 17 persen dan deposito 72 persen.
Advertisement