Liputan6.com, Palembang - Status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel), akan ditetapkan lebih awal dibandingkan tahun 2020 lalu.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan, penetapan status siaga darurat tersebut akan dilakukan pada bulan Maret 2021 mendatang. Padahal di tahun 2020 lalu, status tersebut ditetapkan di bulan April.
Baca Juga
Advertisement
“Kita ingin mengantisipasi karhutla sebelum ada hotspot. Kalau bulan April, biasanya sudah ada (hotspot),” katanya, Rabu (17/2/2021).
Selain melakukan pemantauan hotspot di berbagai daerah yang menjadi titik karhutla, upaya penanggulangan juga memusatkan pada akurasi data sebaran hotspot.
Menurutnya, terkadang deteksi hotspot bukan merupakan api, namun hanya titik panas saja. Seperti orang membakar batu bata dan lemang. Maka dia mengakui, tingkat akurasi pendeteksi hotspot perlu ditingkatkan.
Mantan Bupati Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Sumsel menuturkan, antisipasi pencegahan karhutla lebih difokuskan pada penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Pada tahun 2020 lalu, lanjut Gubernur Sumsel, penanganan karhutla terbantu dengan kondisi musim di Sumsel yang cenderung kemarau basah.
“Nanti juga ada pusat aplikasi pemantau, yang dipusatkan di polda dan terhubung ke pemda,” katanya. Hingga kini, baru Provinsi Sumsel yang memberikan bantuan keuangan untuk pencegahan karhutla di kabupaten dan kota di Sumsel.
Anggaran yang disiapkan yaitu sebesar Rp30 miliar. Angka tersebut diakuinya lebih kecil dibandingkan tahun 2020 lalu, yang mencapai Rp45 miliar.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Atasi Ancaman Karhutla
“Tahun lalu diserahkan ke pemkab tahun ini dikelola Pemprov Sumsel. Anggaran Rp30 miliar ini untuk sekat kanal, hingga peralatan lainnya seperti sumur bor,” katanya.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengatakan, penetapan siaga tersebut sesuai arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), untuk menetapkan sebelum terjadi karhutla.
Dengan adanya penetapan siaga darurat lebih awal, dia yakin lebih memudahkan petugas untuk berkoordinasi. Serta melakukan sosialisasi program antar dinas, terkait untuk penanggulangan karhutla.
Status siaga darurat akan ditindaklanjuti, lalu baru akan disusul dengan pembangunan dengan posko karhutla.
Advertisement
Lakukan TMC
“Nanti teknis dijabarkan di SK Posko Karhutla. Helikopter pun menunggu SK siaga darurat. Dengan adanya siaga armada bisa datangkan. Kalau ada SK bisa tapi tidak bisa serta merta, ada verifikasi data lagi,” ujarnya.
Penanggulangan karhutla pun akan difokuskan melalui pemanfaatan TMC. Karena TMC dinilai efektif, karena curah hujan tinggi dimaksimalkan di awal musim penghujan dan awan masih ada.
“Kalau di akhir sudah tidak ada. Maret baru masuk kemarau dan Juni - Juli puncaknya. Ada perubahan, tahun lalu puncak kemarau di Agustus September sehingga sejak Maret sudah kita siagakan,” ujarnya.