Berbekal Kekhasan Batik Cirebon, Efi Mengejar Rezeki hingga ke Negeri China

Proses perjalanan usaha batik yang dirintis Efi tidak mudah. Banyak cobaan dan kendala yang kerap dihadapi dalam upaya melestarikan warisan Cirebon itu.

oleh Panji Prayitno diperbarui 19 Feb 2021, 12:00 WIB
Efi Utayati warga Cirebon yang mendunia karena Batik. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Cirebon - Pahit getir yang dirasakan Efi Utayati membangun usaha Batik Cirebon kini membuahkan hasil. Pelaku UMKM di bidang batik tersebut sukses membawa nama Batik Cirebon ke kancah internasional.

Warga Desa Kalitengah Kecamatan Tengahtani Kabupaten Cirebon itu menuturkan, sebelumnya dia harus menawarkan produk batiknya dari toko ke toko di Tanah Abang. Jatuh bangun Efi membangun usaha batik terlewati.

Bahkan, saat ini pemasaran batik milik Efi tidak hanya di Tanah Abang maupun wilayah lain di Indonesia. Produk Batik Cirebon milik Efi sudah menjangkau beberapa negara di dunia.

"Pada tahun 2018 lalu dapat kesempatan pameran pada ajang Indonesia Festival di Bangladesh. Dari sekitar 2 koper besar kain batik yang dibawa, di sana laku keras dan menyisakan 2 helai saja dibawa pulang," ujar Efi, Rabu (17/2/2021).

Efi menyebutkan, negara yang menjadi pasar Efi tersebut seperti Belanda, Singapura, Malaysia, Jepang, Qatar, China, dan beberapa negara Asia lainnya. Dia menjeaskan, pemasaran di luar negeri menjadi salah satu upaya melestarikan warisan budaya batik hingga ke mancanegara.

Terutama, kata dia, batik khas Cirebon dengan motif Mega Mendung, Taman Teratai, Mataharian, dan motif khas lainnya.

"Kebetulan saya juga salah satu UKM binaan Pertamina dan setelah diikutkan pameran di dalam dan luar negeri oleh Pertamina ya Alhamdulillah sekarang pemasarannya lebih luas," tutur Efi.

Saksikan video pilihan berikut ini


Program Kemitraan

Efi Utayati warga Cirebon yang mendunia karena Batik. Foto (Istimewa)

Seperti diketahui, Pertamina melalui Program Kemitraan berupaya mendampingi pengolah sumber daya dari kalangan usaha kecil dan menengah (UKM) agar dapat tumbuh dan berkembang hingga akhirnya bisa membawa nama Indonesia ke kancah dunia.

Ia mengaku, sebelum menjadi binaan Pertamina, omzet usahanya sebesar Rp15 juta per bulan. Namun, setelah menjadi binaan Pertamina, omzet per bulannya kini naik hingga 3 kali lipat.

"Adifta Batik juga mendapat pelatihan dari kami terutama terkait pemasaran produk. Mulai dari pelatihan ekspor impor sampai teknik pemasaran digital," kata Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan.

Menurut dia, berkat ketekunan usaha yang dilakoni Efi mampu meningkatkan pendapatannya berkali lipat. Bahkan, di tengah peningkatan usaha itu, Efi mampu menambah jumlah pekerja sekitar 15 karyawan.

Eko menambahkan, Pertamina akan terus mendukung pengembangan produk-produk kebudayaan lokal agar bisa mendunia.

"Apalagi batik sendiri kini sudah menjadi warisan budaya dunia. Semua ini harus kita jaga dengan cara melestarikan perajin batik dan membantu mereka agar tetap bertahan dan berkembang salah satunya untuk mengimplementasikan SDGs point 8," kata Eko.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya