Bantuan Penyangga Kaki untuk Penyandang Difabel dan Korban Patah Tulang Gempa Sulbar

Mereka (penyandang difabel) agak sedikit terlupakan dalam penanganan pascabencana itu, kebutuhan mereka berupa alat bantu untuk beraktivitas luput dari bantuan yang masuk ke Mamuju dan Majene

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 18 Feb 2021, 22:00 WIB
Lanal Mamuju menyerahkan bantuan kruk bagin penyandang difabel pasca gempa bumi 6,2 mangnitudo mengguncang Majene dan Mamuju (Foto: Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Mamuju - Gempa bumi magnitudo 6,2 yang mengguncang Kabupaten Majene dan Mamuju pada 15 Januari 2021 lalu berdampak ke seluruh kalangan masyarakat. Penyandang difabel termasuk kalangan yang yang terdampak dalam bencana alam itu.

Mereka (penyandang difabel) agak sedikit terlupakan dalam penanganan pasca bencana itu, kebutuhan mereka berupa alat bantu untuk beraktivitas luput dari bantuan yang masuk ke Mamuju dan Majene. Bantuan seperti penyangga kaki saat berjalan (kruk), alat bantu jalan, dan kursi roda tak ada dalam ribuan ton bantuan itu.

Celah itu dilihat oleh TNI AL, melalui Lanal Mamuju mereka menyalurkan bantuan 63 kruk untuk para penyandang difabel dan warga yang mengalami patah tulung akibat tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa. Bantuan itu langsung diserahkan pihak Lanal Mamuju kepada mereka yang membutuhkan.

"Bantuan alat kruk kita terima dari pasukan Marinir II TNI AL di Surabaya dan langsung kita salurkan kepada masyarakat terdampak, termasuk disalurkan ke komunitas Gema Difabel Mamuju agar bantuan tepat sasaran," kata Danlanal Mamuju, Letkol Marinir La Ode Jimmy Herizal, Rabu (17/02/2021).

La Ode menambahkan, bantuan ini sebagai tindak lanjut penanganan medis terhadap korban gempa yang mengalami patah tulang yang sudah mereka tangani sebelumnya, termasuk para penyandang difabel yang tentu sangat membutuhkan alat bantu untuk beraktivitas.

"Ketika bantuan tiba, kita langsung koordinasi sama teman-teman Gema Difabel di Mamuju yang sudah memiliki data untuk mendistribusikan langsung, kepada yang betul-betul membutuhkan, utamanya para penyandang difabel," ujar La Ode.

La Ode mengungkapkan, pihaknya akan terus mengupayakan bantuan alat bantu bagi masyarakat yang mengalami patah tulang dan penyandang difabel. Menurutnya, mereka sedikit terlupakan selama penanganan bencana gempa bumi.

"Kita mungkin lupa, bahwa bukan hanya makanan yang dibutuhkan warga, tapi alat bantu juga dibutuhkan bagi yang mengalami patah tulang atau semacamnya akibat dijatuhi reruntuhan," ungkap La Ode

Sedangkan, Ketua Gema Difabel Mamuju, Syafaruddin Syam mengucapkan terima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Lanal Mamuju kepada mereka. Karena menurutnya, selama ini mereka sedikit terlupakan dalam penanganan pascagempa bumi.

"Pascagempa kami juga sudah melakukan asesmen dari data kita mendapatkan 213 difabel dan difabel baru yang kebutuhannya beragam. Bukan hanya sembako tapi juga membutuhkan alat bantu," tutur Syafaruddin.

Syafaruddin juga berharap, ke depannya mereka bisa membangun sinergitas dengan Lanal Mamuju, karena selama ini mereka sangat sulit dalam mengakses bantuan dari pemerintah. Ruang yang diberikan oleh Lanal Mamuju bagi mereka sangat membantu para penyandang difabel.

"Sulitnya akses ke Pemerintah membuat kami membuka posko sendiri dan bantuan masuk langsung kita salurkan seperti bantuan Lanal Mamuju ini langsung kita salurkan kepada teman-teman difabel," tutup Syafaruddin.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya